Landasan Filosofis Pendidikan: Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Hakikatnya

landasan filosofis pendidikan

Landasan Filosofis Pendidikan – Pendidikan secara fundamental merupakan wujud integrasi antara nilai-nilai intelektual dan emosional dalam diri manusia. Integrasi tersebutlah yang menjadi dasar pembentukan pola kepribadian manusia sehingga mendapatkan kehidupan yang ideal.

Kehidupan manusia akan terus berubah sesuai zamannya dan pendidikan akan mengikuti perubahan zaman tersebut. Tentunya perubahan zaman yang meliputi kehidupan manusia bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor budaya, faktor alam, konflik masyarakat, dan lainnya.

Adanya sebuah landasan dalam pendidikan akan membantu menjaga eksistensi pendidikan dalam gesekan perubahan zaman. Pendidikan sejatinya adalah hak dasar manusia dan kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat, sehingga dibutuhkan landasan sebagai tumpuan atas tujuan pendidikan itu sendiri.

Pengertian Landasan Filosofis Pendidikan

Secara pengertian, landasan merupakan suatu dasar, konsep, tumpuan, filosofi, atau nilai awal dari suatu hal. Semua hal yang memiliki tujuan untuk menjadi lebih baik dan ideal membutuhkan landasan sebagai titik acuan.

Contohnya landasan hukum negara Indonesia adalah Proklamasi Kemerdekaan dan UUD 1945, atau landasan negara Indonesia yaitu nilai-nilai Pancasila.

Lantas, bagaimana dengan landasan pendidikan? Secara sederhana landasan pendidikan berarti tumpuan dan konsep dari pendidikan itu sendiri. Jika berbicara mengenai apa landasan pendidikan, tentunya kita harus memahami apa pendidikan itu dan tujuannya apa.

Menurut John Dewey, seorang filsuf pendidikan asal Amerika Serikat, memahami pendidikan sebagai proses untuk mengikuti perubahan kehidupan agar manusia tetap bertahan dengan perubahan kehidupan tersebut.

Pendidikan adalah usaha manusia untuk mengembangkan intelektual dan emosional diri sehingga manusia bisa berguna dan bermanfaat.

Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan nasional Indonesia, mendefinisikan pendidikan sebagai hubungan antara budi pekerti (kekuatan batin/karakter diri) dan pikiran (intelek/tubuh anak). Kedua komponen tersebut tidak bisa terpisah guna memajukan kesempurnaan hidup dan keselarasan antar zaman setiap masa.

Terdapat benar merah mengenai esensi pendidikan berdasarkan kedua tokoh tersebut. Pendidikan adalah keselarasan pikiran dan pengalaman hidup manusia yang tujuannya untuk bertahan hidup dan mencapai kehidupan yang ideal. Landasannya adalah intelektual dan emosional diri untuk menjadi manusia yang eksis dan bebas.

Tujuan Landasan Pendidikan

Seperti yang telah dijelaskan pada pengertian sebelumnya, bahwa landasan merupakan suatu titik acuan atau konsep dari suatu objek, maka tujuan landasan sejatinya untuk menjaga arah objek tersebut

Baca Juga:  Fungsi Tes (Klasifikasi dan Ciri Tes Menurut Para Ahli)

Begitu pula dengan landasan pendidikan yang tujuannya adalah untuk menjaga arah pendidikan sehingga tidak salah sasaran dan esensi pendidikan bisa berguna. Negara Indonesia, tanpa adanya landasan hukum seperti UUD 1945 maka hukum yang berlaku akan buta arah dan akhirnya bisa terjadi konflik.

Ada beberapa tujuan utama dari pentingnya landasan pendidikan, yaitu:

  1. Menjaga esensi pendidikan agar justru tidak mengekang kebebasan manusia dengan praktik-praktik komersialisasi pendidikan.
  2. Menjaga pendidikan sebagai hak dasar manusia sehingga tidak adanya kesenjangan pendidikan antar manusia.
  3. Pendidikan ada untuk mencerdaskan masyarakat, bukan justru mengeksploitasi masyarakat.
  4. Barometer yang bisa mengukur kualitas pendidikan.

Pendidikan menjadi hak bagi seluruh manusia dan tidak ada syarat atau ketentuan untuk siapa pendidikan itu boleh diakses. Landasan menjadi pijakan utama agar adanya pemerataan pendidikan dan kualitas dari pendidikan tersebut.

Untuk bertahan hidup oleh perubahan zaman dan perkembangan-perkembangan yang semakin maju setiap masanya, manusia harus tetap meningkatkan pengetahuan intelektualnya. Tentunya, dengan ada landasan pendidikan pula pengetahuan tersebut bisa tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan manusia.

Jenis-jenis Landasan Pendidikan

Lantas, apakah ada jenis-jenis spesifik dari landasan pendidikan itu sendiri? Terdapat empat jenis landasan pendidikan yang menjadi bagian-bagian yang saling terintegrasi.

1. Landasan religius 

Landasan religius pendidikan mencakup ruang lingkup religi atau agama dalam hal konsep dan acuan pendidikan. Landasan ini berasal dari teori dan asumsi yang sumbernya dari ilmu agama dan nantinya menjadi titik tolak praktek pendidikannya.

Tujuan pendidikan untuk membangun pengetahuan manusia dan dalam kehidupan beragama, keimanan dan ketakwaan akan mendasari pendidikan tersebut. Pembangunan ilmu pengetahuan juga akan menguatkan keberagaman, keyakinan, dan keimanan peserta didik.

Adanya hubungan antara konteks agama dan pendidikan itu sendiri, sehingga ketika adanya praktik pendidikan maka tidak ada paksaan untuk menerima pendidikan tersebut.

Pendidikan juga termasuk dalam praktik dalam menganut agama dan pendidikan pula yang membantu kita memahami makna agama dan tujuan hidup seseorang.

2. Landasan filosofis pendidikan

Landasan filosofis pendidikan mencakup nilai-nilai dimensi filsafat seperti ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Epistemologi merupakan kajian filsafat atas pengetahuan, ontologi merupakan kajian filsafat atas yang ada, dan aksiologi merupakan kajian filsafat atas nilai.

Ketiganya menjadi landasan dari pendidikan dan titik acuan praktik pendidikannya.

Terdapat beberapa paham atau aliran filsafat yang menjadi landasan kerangka berpikir manusia dalam pendidikan.

Empirisme, merupakan aliran filsafat yang bertitik-tolak pada pengalaman sebagai sumber pengetahuan.

Perenialisme, merupakan aliran filsafat yang bertitik-tolak pada spiritualisme yang memahami bahwa suatu nilai telah ada.

Positivisme, merupakan suatu aliran filsafat yang memahami bahwa suatu hal adalah benar jika berasal dari ilmu pengetahuan.

Eksistensialisme, merupakan aliran filsafat yang memahami kebebasan manusia adalah dari keberadaan manusia itu sendiri. Terdapat banyak aliran atau paham filsafat lainnya yang bisa menjadi landasan dari arah pendidikan.

3. Landasan ilmiah pendidikan

Landasan ilmiah pendidikan berasal dari teori dan asumsi para pakar atau tokoh yang telah ahli dalam pendidikan. Sumbernya bisa dari berbagai bidang ilmiah atau cabang keilmuan  yang berbeda-beda.

Contohnya yaitu: landasan sosiologi pendidikan, landasan psikologi pendidikan, landasan historis pendidikan, landasan antropologis pendidikan, dan sebagainya.

Landasan sosiologi erat kaitannya dengan ilmu-ilmu sosial dan kajian-kajian sosiologi. Manusia sebagai makhluk sosial yang sejatinya tidak dapat hidup sendiri. Selalu membutuhkan individu lain dan kelompok lain untuk berkembang dan bertumbuh.

Dalam kontek pendidikan, antara satu individu dengan individu lainnya yang akhirnya menjadi kelompok-kelompok, disebut sebagai pendidikan dan pihak yang dididik. Pendidikan perlu adanya kedua pihak tersebut agar terciptanya konformitas dan ada hubungan sosialisasi.

Landasan psikologi lebih melihat perubahan yang terjadi pada diri individu, baik dalam hal perkembangan, perilaku, ataupun pertumbuhan diri individu. Ilmu psikologi merupakan suatu ilmu yang dapat menyelaraskan antara tubuh dan jiwa manusia sehingga pendidikan bisa sesuai dengan diri setiap manusia.

Subjek dan objek dari pendidikan itu adalah manusia sendiri, manusia yang melakukan praktik pendidikan dan manusia pula yang menerima hasil dari pendidikan itu. Psikologi hadir sebagai alat untuk menyesuaikan perilaku dan perkembangan diri manusia.

Landasan historis menjadi jembatan perkembangan sistem dan filosofi pendidikan setiap masa. Pendidikan yang ada saat ini tidak terjadi secara tiba-tiba melainkan ada proses kesinambungan dan perkembangan dari pendidikan masa lalu.

Dalam hubungan antara masa lalu dan sekarang, kesinambungan konsep dan praktik pendidikan disesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan manusia. Tentunya untuk bisa menghadapi masa depan yang bisa jadi memaksa manusia untuk bertahan hidup lebih kuat dan perkembangan yang lebih pesat.

Jika pendidikan masa lampau tetap sesuai dengan masa sekarang maka pendidikan tersebut tetap dipertahankan. Sebaliknya jika sistem pendidikan masa lampau sudah tidak sesuai maka perlu untuk memperbarui sistem baru.

Baca Juga:  Soal P3K Bidan 2022 Pdf (Contoh Latihan dan Jawabannya)

Landasan antropologis merupakan landasan antara hubungan pendidikan dan kebudayan. Kebudayaan menjadi subjek dari pendidikan, maka oleh karenanya perlu kajian kebudayaan agar pendidikan bisa tepat dan sesuai kebutuhan.

Perlu ada pemahaman mengenai bagaimana budaya bisa menjadi acuan pendidikan. Kebudayaan merupakan suatu proses kebiasaan suatu kelompok manusia yang terdapat nilai-nilai atau gagasan.

Nilai dan gagasan tersebut yang menjadi acuan bagaimana pendidikan yang sesuai dengan budaya kelompok manusia setempat.

Dalam pendidikan terdapat kurikulum dan metode yang bisa berasal dari wujud kebudayaan. Dengan adanya wujud yang berisi nilai, norma sebagai kompleksitas dalam kehidupan bermasyarakat, maka kurikulum dan metode ini bisa tepat sasaran.

Di sisi lain pula, adanya pendidikan bisa berfungsi sebagai pelestarian budaya dan berfungsi sebagai pengembangan kebudayaan itu sendiri. Keduanya saling melengkapi dan saling membutuhkan sehingga butuh keselarasan landasan.

Landasan hukum atau yuridis 

Landasan hukum atau yuridis pendidikan berasal dari peraturan perundang-undangan dan teori-teori hukum yang berlaku pada suatu negara. Sehingga pendidikan yang ada di negara tersebut didasari oleh hukum yang berlaku.

Dalam rangka pelaksanaan pendidikan, titik tolaknya adalah pengelolaan, penyelenggaraan, dan kegiatan pendidik dalam sistem pendidikan. Pendidikan merupakan hak dasar setiap manusia dan oleh karena itu, perlu adanya landasan hukum agar setiap manusia bisa mendapatkan hak yang sama.

Hakikat Landasan Pendidikan

Hakikat dari landasan pendidikan sebenarnya tidak lepas dari hakikat pendidikan itu sendiri. Pendidikan secara sederhana bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia melalui pengetahuan sehingga bisa bertahan hidup secara terus-menerus.

Manusia menjadi subjek dari pendidikan maka oleh karenanya hakikat pendidikan tidak lepas pula dari hakikat manusia. Manusia menggunakan pendidikan agar bisa memiliki moral dan budi pekerti sehingga bisa mendapat kehidupan yang ideal.

Secara fundamental, pendidikan juga harus dilihat sebagai suatu kesatuan antara proses dan tujuannya. Pendidikan tidak bisa terjadi secara instan, oleh karena itu butuh proses dan proses tidak bisa terjadi tanpa ada tujuan kedepannya.

Pendidikan juga tidak memiliki masa batas sebagai suatu kegiatan melainkan pendidikan merupakan aset sepanjang hayat. Selain itu, individu yang disebut sebagai manusia akan eksis jika adanya sosialisasi atau interaksi antara individu lainnya.

Dalam arti lain manusia harus memanusiakan manusia lain jika ingin dianggap manusia.

Demikian bahasan kami mengenai landasan filosofis pendidikan, semoga membantu anda yang sedang mencari referensi.

Materi ini disusun oleh kontributor haidunia.com: Muhammad Naufal Rizky

About Author

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *