Pengertian Literasi Sains & Pentingnya Bagi Kita – Artikel ini akan mencoba menjawab beberapa pertanyaan; Apa yang dimaksud dengan literasi sains? Mengapa itu penting?
Selamat membaca!
Pengertian
Tentunya telah banyak ahli yang telah menyampaikan pendapatnya mengenai pengertian literasi sains. Namun tidak ada salahnya jika kita kulik satu-persatu agar pemahaman kita semakin mendalam.
Secara harfiah, literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau gerakan pemberantasan buta huruf. Sedangkan istilah sains berasal dari bahasa Inggris science yang berarti ilmu pengetahuan. Sehingga jika digabungkan menjadi semakna dengan gerakan melek ilmu pengetahuan.
OECD (2016):
Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) mendefinisikannya sebagai pengetahuan ilmiah seseorang yang digunakan untuk mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, menarik kesimpulan berdasarkan bukti, memahami tentang ciri-ciri sains sebagai bentuk pengetahuan manusia dan penyelidikan, kesadaran tentang bagaimana sains dan teknologi membentuk materi, lingkungan, intelektual dan budaya kita, serta kesediaan untuk terlibat dalam isu-isu sains dan ide-ide sains terkait sebagai reflektif seorang siswa.
PISA (2015):
Programme for International Student Assessment (PISA) mengartikanya sebagai “the capacity to use scientific knowledge , to identify questions and to draw evidence-based conclusions in order to understand and help make decisions about the natural world and the changes made to it through human activity”.
Atau jika kita terjemahkan kurang lebih artinya adalah kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia.
Rusilowati et al.,(2016):
Rusilowati lebih menekankan pengertian tersebut lebih kepada bagaimana seorang peserta didik menganalisis, memprediksi dan mengaplikasikan konsep sains dalam kehidupan sehari-hari.
Poedjiadi (dalam Toharudin, et.al, 2011):
Pudjiadi mengatakan bahwa, “sains merupakan sekelompok pengetahuan tentang obyek dan fenomena alam yang diperoleh dari pemikiran dan penelitian para ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen menggunakan metode ilmiah”.
Ruang Lingkup
Literasi sains merupakan bagian dari sains, bersifat praktis, berkaitan dengan isu-isu tentang sains dan ide-ide sains.
Warga negara harus memiliki kepekaan terhadap kesehatan, sumber daya alam, kualitas lingkungan, dan bencana alam dalam konteks personal, lokal, nasional, dan global.
Dari sini kita bisa melihat bahwa cakupannya sangat luas, tidak hanya dalam mata pelajaran sains, tetapi juga beririsan dengan literasi lainnya.
Komponen
Chabalengula dkk. (2008) mengemukakan bahwa literasi sains mencakup 4 aspek yaitu: (a) pengetahuan tentang ilmu pengetahuan, (b) sifat investigasi ilmu pengetahuan, (c) ilmu sebagai cara untuk mengetahui dan (d) interaksi ilmu pengetahuan, teknologi dan masyarakat.
Sementara Shen mengemukakan bahwa dapat diidentifikasi menjadi enam komponen yaitu:
(a) konsep dasar sains, (b) sifat sains, (c) etika kerja ilmuan, (d) keterkaitan antara sains dan masyarakat, (e) keterkaitan antara sains dan humaniora, dan (f) memahami hubungan dan perbedaan antara sains dan teknologi. (Toharudin, dkk.2011)
Prinsip Dasar
Beberapa prinsip dasar yang dijadikan acuan dalam perkembangannya adalah:
- Kontekstual, sesuai dengan kearifan lokal dan perkembangan zaman;
- Pemenuhan kebutuhan sosial, budaya, dan kenegaraan;
- Sesuai dengan standar mutu pembelajaran yang sudah selaras dengan pembelajaran abad XXI;
- Holistik dan terintegrasi dengan beragam literasi lainnya; dan
- Kolaboratif dan partisipatif.
Penilaian Literasi Sains
Yang dimaksud penilaian disini adalah menilai pemahaman peserta didik terhadap konten, proses, dan konteks aplikasi sains.
Konten; meliputi materi yang terdapat dalam kurikulum dan materi yang bersifat lintas kurikulum dengan penekanan pada pemahaman konsep dan kemampuan untuk menggunakannya dalam kehidupan.
Proses; merujuk pada proses mental yang terlibat ketika peserta didik memecahkan permasalahan.
Konteks; area aplikasi dari konsep-konsep sains.
Sesuai dengan pandangan tersebut, penilaian ini tidak semata-mata berupa pengukuran tingkat pemahaman terhadap pengetahuan sains tetapi juga pemahaman terhadap berbagai aspek proses sains serta kemampuan mengaplikasikan pengetahuan dan proses sains dalam situasi nyata yang dihadapi peserta didik.
Hal ini juga berarti bahwa penilaian tidak hanya berorientasi pada penguasaan materi sains akan tetapi juga pada penguasaan kecakapan hidup, kemampuan berpikir dan kemampuan dalam melakukan proses-proses sains pada kehidupan nyata peserta didik.
Pentingnya Literasi Sains
Mengapa penting untuk dikuasai oleh peserta didik?
Ya, jawabnya sangatlah penting karena akan selalu berkaitan dengan cara peserta didik memahami lingkungan hidup, kesehatan, ekonomi dan masalah-masalah lain yang dihadapi oleh masyarakat modern yang sangat bergantung pada teknologi dan kemajuan, serta perkembangan ilmu pengetahuan (Zuriyani, 2012).
Alasan lain mengapa literasi sains sangat penting untuk bagi peserta didik pada era modern ini disampaikan oleh Liu (2009). Antara lain disebutkan;
Pertama, sains adalah bagian penting dari manusia dan merupakan salah satu puncak dari kemampuan berpikir manusia,
Kedua, dapat memberikan pengalaman laboratorium umum untuk perkembangan bahasa, logika dan kemampuan memecahkan masalah di kelas,
Ketiga, kehidupan sosial menuntut seseorang membuat keputusan pribadi dan masyarakat tentang situasi yang dihadapi dimana terdapat informasi ilmiah yang berperan penting sehingga seseorang tersebut harus mempunyai pengetahuan tentang ilmu pengetahuan serta pemahaman tentang kemampuan dan metodologi ilmiah,
Keempat, akan melekat seumur hidup bagi peserta didik dalam berbagai macam situasi dan kondisi,
Kelima, perkembangan zaman dan teknologi tergantung pada kemampuan teknis, kemampuan ilmiah dan daya saing warganya.
Pentingnya Literasi IPA
Jika kita kaitkan dengan pembelajaran IPA di sekolah, beberapa alasan mengapa literasi sains ini sangat penting juga bisa kita kemukakan di sini.
Pertama, pemahaman IPA menawarkan pemenuhan personal dan kegembiraan, keuntungan bagi untuk dibagikan dengan siapa pun.
Kedua, negara-negara dihadapkan pada pertanyaan- pertanyaan dihadapkan dalam kehidupannya yang memerlukan informasi ilmiah dan cara berpikir ilmiah untuk mengambil keputusan dan kepentingan orang banyak yang perlu di informasikan seperti, udara, air dan hutan.
Ketiga, pemahaman IPA dan kemampuan dalam IPA juga akan meningkatkan kapasitas siswa untuk memegang pekerjaan penting dan produktif di masa depan. Masyarakat bisnis memerlukan pekerja pemula yang siap.
Jika dikaitkan dengan kehidupan era revolusi industri abad 21, maka kemmapuan tersebut merupakan kunci utama untuk menghadapi berbagai tantangan pada abad XXI.
Yaitu untuk mencukupi kebutuhan air dan makanan, pengendalian penyakit, menghasilkan energi yang cukup, dan menghadapi perubahan iklim (UNEP, 2012).
Selain itu, banyak isu yang timbul di tingkat lokal ketika individu berhadapan dengan keputusan berkaitan dengan praktik-praktik yang memengaruhi kesehatan dan persediaan makanan, penggunaan bahan dan teknologi baru yang tepat, dan keputusan tentang penggunaan energi.
Maka, kemampuan sains dan teknologi yang mendalam seorang peserta didik di masa depan akan memiliki kontribusi utama untuk menyelesaikan tantangan di atas.
Meskipun hal tersebut tidak harus menjadikan seseorang sebagai pakar sains. Tetapi dengan penguasaan literasi tersebut memungkinkannya berperan dalam membuat pilihan yang berdampak pada lingkungan dan dalam arti yang lebih luas.
Hal ini juga berarti bahwa penguasaan pengetahuan sains dan teknologi berbasis sains sangat penting agar seseorang dapat berkontribusi signifikan terhadap kehidupan pribadi, sosial, dan profesional.
Selain itu juga akan membantu membentuk pola pikir, perilaku, dan membangun karakter manusia untuk peduli dan bertanggung jawab terhadap dirinya, masyarakat, dan alam semesta, serta permasalahan yang dihadapi masyarakat modern yang sangat bergantung pada teknologi.
Untuk semua alasan tersebut, literasi sains dianggap menjadi kompetensi kunci yang sangat penting untuk membangun kesejahteraan manusia di masa sekarang dan masa depan.
Literasi Sains & Kita
Saat ini kita pun dituntut untuk menjadi seorang literat sains yang dapat dapat membuat keputusan yang lebih berdasar dengan cara mengenali sains dan teknologi adalah sumber solusi.
Namun sebaliknya juga, kita dituntut harus dapat melihatnya sebagai sumber risiko, menghasilkan masalah baru yang hanya dapat diselesaikan melalui penggunaan sains dan teknologi.
Oleh karena itu, individu harus mampu mempertimbangkan manfaat potensial dan risiko dari penggunaan sains dan teknologi untuk diri sendiri dan masyarakat.
Literasi sains tidak hanya membutuhkan pengetahuan tentang konsep dan teori sains, tetapi juga pengetahuan tentang prosedur umum dan praktik terkait dengan inkuiri saintifik dan bagaimana memajukan sains itu sendiri.
Gerakan Literasi Sains
Karena pentingnya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, maka sudah sepatutnya pemerintah memprogramkan secara lebih serius mengenai sebuah gerakan yang mengakomodir kebutuhan ini.
Berikut adalah beberapa indikator mengenai adanya peningkatan aktivitas di sekolah dan di masyarakat:
- Indikator di Sekolah
1) Basis Kelas
a. Jumlah pelatihan guru sains dan nonsains;
b. Intensitas pemanfaatan dan penerapan dalam pembelajaran;
c. Jumlah pembelajaran sains berbasis permasalahan dan berbasis proyek;
d. Jumlah pembelajaran nonsains yang melibatkan unsur literasi sains;
e. Skor dalam PISA/TIMSS/INAP; dan
f. Jumlah produk yang dihasilkan peserta didik melalui pembelajaran sains berbasis proyek.
2) Basis Budaya Sekolah
a. Jumlah dan variasi bahan bacaan terkait
b. Frekuensi peminjaman bahan bacaan terkait;
c. Jumlah kegiatan terkait di sekolah;
d. Akses situs daring yang berhubungan dengan literasi sains;
e. Jumlah kegiatan bulan literasi sains;
f. Alokasi dana untuk kegiatan terkait.
g. Adanya tim literasi sekolah;
h. Adanya kebijakan sekolah
i. Jumlah penyajian informasi terkait dalam berbagai bentuk (contoh: infografis dan alat peraga proses terjadinya hujan).
3) Basis Masyarakat
a. Jumlah sarana dan prasarana yang mendukung
b. Keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam mengembangkan literasi di sekolah.
2. Indikator Literasi di Keluarga
a. Jumlah dan variasi bahan bacaan yang dimiliki keluarga;
b. Frekuensi membaca bahan bacaan dalam keluarga setiap harinya;
c. Jumlah bahan bacaan yang dibaca oleh anggota keluarga;
d. Frekuensi kesempatan anak mengaplikasikan sains dalam kehidupan sehari-hari bersama keluarga;
e. Jumlah permainan edukatif berbasis literasi sains dalam keluarga; dan
f. Jumlah pelatihan literasi sains yang aplikatif dan berdampak pada keluarga.
3) Indikator Literasi di Masyarakat
a. Jumlah dan variasi bahan bacaan literasi sains yang dimiliki setiap fasilitas publik;
b. Frekuensi membaca bahan bacaan literasi sains setiap hari;
c. Jumlah bahan bacaan literasi sains yang dibaca oleh masyarakat setiap hari;
d. Jumlah partisipasi aktif komunitas, lembaga, atau instansi dalam penyediaan bahan bacaan literasi sains;
e. Jumlah fasilitas publik yang mendukung literasi sains;
f. Jumlah kegiatan literasi sains yang ada di masyarakat;
g. Tingkat partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan terkait
h. Tingkat penggunaan data sains dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada masyarakat;
i. Jumlah komunitas sains yang aktif di setiap daerah;
Sumber referensi:
- OECD. (2015). PISA 2015 Results. OECD. (http://www.businessinsider.co.id/pi sa-worldwide-ranking-of-math-science-reading-skills-2016-12/)
- Rusilowati,A., Lina, K. Sunyoto, E., Arif, W. 2016. Developing an Instrument of Scientific Literacy Assessment on the Cycle Themes. International Journal of Environment and Science Education, 11(12): 5720. Tersedia di http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1115684.pdf [diakses 3-1-2017].
- Zuriyani, Elsy. 2012. Literasi Sains dan Pendidikan. Tersedia di: http://sumsel.kemenag.go.id/file/fileiTUllSAN/wagi/343099486.pdf. [diakses 4-6-2016].
- Toharudin, et.al. (2011). Membangun literasi sains peserta didik. Bandung: Humaniora.
- Liu, X. 2009. Beyond Science Literacy: Science and the Public. International Journal of Environmental & Science Education, 4 (4): 301-311. Tersedia di www.ijese.com/IJESE_v4n3_Special_Issue_Lui.pdf [diakses 5-6-2016].
- OECD. 2016. Pisa 2015 Results in Focus, PISA, OECD Publishing,. Tersedia di https://www.oecd.org/pisa/pisa-2015-results-in-focus.pdf [diakses 21-12-2016]
1 comment