Haidunia.com – Bakal calon wakil presiden (Bacawapres) Prabowo akhirnya mulai jelas mengerucut kepada satu nama. Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar pada Sabtu, 21 Oktober 2023, menyetujui nama Gibran Rakabuming Raka untuk direkomendasikan sebagai Bacawapres.
Gibran Rakabuming Raka akhirnya menghadiri Rapimnas Partai Golkar untuk menerima surat rekomendasi sebagai Bacawapres Prabowo Subianto yang diserahkan langsung oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Dilansir dari kanal Youtube KompasTV Makasar, Gibran Rakabuming Raka menyatakan akan segera menindaklanjuti rekomendasi tersebut bersama dengan Pak Prabowo Subianto.
Publik pastinya bertanya-tanya mengenai alasan mengapa nama Wali Kota Solo tersebut yang akhirnya paling menguat sebagai Bacawapres Prabowo Subianto dibanding nama-nama calon yang lain.
Daftar Isi
Alasan Gibran Rakabuming Raka Harus Cawapres
Alasan mengapa Cawapres Prabowo Subianto harus Gibran Rakabuming Raka diungkapkan oleh Anis Matta yang merupakan Ketua Umum Partai Gelora.
Partai Gelora adalah salah satu partai pendukung Prabowo di dalam Koalisi Indonesia Maju, dan sekaligus pendukung Gibran sebagai Bacawapres Prabowo.
Menurutnya, keputusan mengenai Bacawapres Pak Prabowo Subianto sebelumnya telah diserahkan sepenuhnya oleh para ketua umum partai di dalam Koalisi Indonesia Maju kepada Pak Prabowo sendiri.
Namun secara demokratis Pak Prabowo meminta kepada para ketua umum partai di dalam Koalisi Indonesia Maju untuk menuliskan nama-nama bakal calon wakil presiden yang dikehendaki oleh masing-masing partai.
“Oleh karena itu kemudian muncul 4 (empat) nama Bacawapres yang jika dirinci, satu dari luar Jawa, satu dari Jawab barat, satu dari Jawa Tengah, dan satu lagi dari Jawa Timur”, jelasnya.
Anis Matta mejelaskan lebih lanjut bahwa alasan utama mengapa Cawapres Prabowo Subianto harus Gibran Rabuming Raka adalah demi keberlanjutan proses rekonsiliasi yang selama ini telah dibangun oleh Presiden Jokowi dengan Pak Prabowo.
Menurut Anis Matta peristiwa politik terbesar dalam empat tahun terakhir di tanah air adalah bersatunya Prabowo Subiato dengan Presiden Jokowi.
Rakyat Indonesia masih ingat benar bahwa Prabowo Subianto dua kali menjadi lawan politik Jokowi di dalam Pilpres 2014 dan 2019.
Kekalahan Prabowo di dalam dua kali Pilpres tersebut besar potensinya menimbulkan pecah belah bangsa.
“Sehingga proses penyatuan dua kutub kekuatan politik yang telah berlangsung baik ini harus dilanjutkan.”
“Gibran kelanjutan perwujudan dari Presiden Jokowi, yang mana perwujudan ini tidak ada di dalam sosok calon-calon wakil presiden yang lain”, demikian diungkap Anis Matta.
Anis Matta melanjutkan bahwa alasan kedua adalah untuk mendapatkan tambahan elektoral khusunya dari wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sedangkan alasan ketiganya adalah karena pasangan Prabowo-Gibran merupakan perpaduan generasi, yaitu Gibran mewakili generai muda dan Prabowo dari generasi tua.
Sekian ulasan dari tim haidunia.com ***