Sintaks Inkuiri Terbimbing – Sintaks atau tahapan pembelajaran berpendekatan inkuiri terbimbing yang dijelaskan dalam artikel ini merujuk pada tahapan pembelajaran yang dijelaskan oleh Saltiel (2014).
Sintaks pembelajaran inkuiri terbimbing yang akan diuraikan dalam artikel ini merupakan tahapan aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru maupun aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik.
Dalam bahasan kali ini, kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan adalah secara tatap muka. Namun bisa juga sintaks yang kami bawakan dipraktikkan secara daring dengan menggunakan bantuan bahan ajar berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
Sebelum kita bahas lebih lanjut mengenai sintaks inkuiri terbimbing, ada baiknya kita juga memperdalam bahasan mengenai pengertian dan prinsip-prinsip pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing.
Pengertian Inkuiri Terbimbing
Pengertian inkuiri dijelaskan oleh Paidi (2008) sebagai proses untuk mendapatkan informasi melalui pengamatan atau eksperimen guna mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapai dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis.
Sementara pengajaran berdasarkan inkuiri menurut Hamalik (2012) adalah suatu strategi yang berpusat pada peserta didik, dimana kelompok-kelompok peserta didik dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas.
Pembelajaran inkuiri juga dijelaskan oleh Nurdiyansyah & Eni (2016) sebagai pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia, peritiwa) secara kritis, logis, dan analitis sehingga mereka dapat merumuskan penemuannya dengan penuh percaya diri.
Sementara pendekatan inkuri dijelaskan oleh Suparno (2013) sebagi proses mempertanyakan fenomena yang ada dan mencari jawabnya.
Adapun pembelajaran berpendekatan inkuri diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk menyelidiki, mengajukan pertanyaan, membuat penemuan, dan menguji hipotesis untuk mendapatkan pemahaman baru (Meador, 2010).
Sementara Sanjaya (2006) menjelaskan pengertian pembelajaran berpendekatan inkuiri sebagai pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari masalah yang dihadapi secara sistematis.
Karakteristik Pembelajaran Berpendekatan Inkuiri Terbimbing
Sanjaya (2014) menjelaskan karakteristik utama pembelajaran berpendekatan inkuiri sebagai berikut:
- Inkuiri menekankan kepada aktivitas peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Sehingga peserta didik tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi peserta didik harus berperan menemukan inti dari materi pelajaran itu sendiri.
2. Seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan. Sehingga diharapkan akan dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Dalam hal ini guru tidak lagi sebagai sumber belajar akan tetapi bertindak sebagai fasilitator dan motivator belajar.
3. Tujuan dari penggunaan inkuiri dalam pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Sehingga peserta didik tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana peserta didik itu dapat menggunakan kemampuan yang dimilikinya secara optimal.
Macam-macam Pembelajaran Berpendekatan Inkuiri Terbimbing
Pembelajaran berpendekatan inkuiri ada beberapa macam. Martin & Hansen (2002) membaginya menjadi empat, yaitu; inkuiri bebas, inkuiri terbimbing, inkuiri modifikasi & inkuiri terstruktur.
Sementara Suparno (2013) membedakan pembelajaran berpendekatan inkuiri menjadi dua macam, yaitu; inkuiri terbimbing & inkuiri tak terbimbing.
Menurut Paidi (2008) pembelajaran berpendekatan inkuiri terbimbing dapat lebih memberi ruang untuki merumuskan prosedur, menganalisis hasil temuan dan menyimpulkan hasil temuan secara mandiri dan peran guru hanya sebagai fasilitator untuk menentukan topik, pernyataan dan bahan penunjang.
Sementara pada pembelajaran inkuiri tak terbimbing peserta didik diberikan kebebasan dan ide untuk meikirkan cara pemecahan masahalah yang dihadapi secara mandiri, mulai dari mengumpulkan data, menetukan hipotesis, dan merangkaianya menjadi sebuah kesimpulan.
Pendapat dari Astuti & Setiawan (2013) yang menyatakan bahwa pembelajaran berpendekatan inkuiri terbimbing menjadi salah satu cara yang efektif untuk membantu peserta didik meningkatkan keterampilan berpikir dengan menggunakan proses mental lebih tinggi dan keterampilan berpikir kritis.
Prinsip Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Prinsip pembelajaran inkuiri terbimbing dijelaskan oleh Kuhlthau (2007) sebagai berikut:
- Peserta didik belajar secara aktif menghubungkan dan bercermin dari pengalaman,
- Peserta didik belajar dengan membangun pengetahuan dari apa yang mereka siap ketahui,
- Peserta didik mengembangkan berpikir tingkat tinggi melalui berpikir kritis dalam proses belajar,
- Peserta didik mempunyai cara berbeda dalam belajar,
- Peserta didik belajar melalui interaksi sosial dengan peserta didik lainnya; dan
- Peserta didik belajar melalui pedoman dan pengalaman yang sesuai dengan perkembangan kognitif mereka.
Sintaks Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Adapun tahapan pembelajaran berpendekatan inkuiri terbimbing antara lain dijelaskan oleh Saltiel (2014) sebagaimana disajikan pada Tabel berikut:
Tahap | Aktivitas Guru |
1. Identifikasi masalah | Menentukan persoalan yang akan dipecahkan secara inkuiri. |
2. Membuat hipotesis | Peserta didik membuat jawaban sementara dengan jelas tentang persoalan yang diberikan. |
3. Mengumpulkan data | Peserta didik mencari dan mengumpulkan data melalui pengamatan, eksperimen, dan lain-lain untuk membuktikan hipotesis benar atau tidak. Data disajikan/ disusun dalam suatu tabel agar mudah dibaca dan dianalisis. |
4. Menganalisis data | Data yang sudah terkumpul dianalisis dan disajikan dalam bentuk diagram ataupun tabel agar memudahkan dalam mengambil keputusan/ kesimpulan. |
5. Mengambil kesimpulan | Dari data dan hasil analisis data yang diperoleh kemudian diambil kesimpulan lalu dicocokkan dengan hipotesis awal apakah hipotesis awal diterima atau ditolak. |
Tahap-tahap pembelajaran berpendekatan inkuiri terbimbing di atas dijadikan sebagai acuan dalam pembelajaran menggunakan LKPD dengan sejumlah adaptasi. Adaptasi dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi dalam sekolah.
Hasil adaptasi dari tahapan pembelajaran berpedekatan inkuiri terbimbing dengan menggunakan LKPD tersebut seperti dirangkum pada Tabel berikut:
Tahap | Aktivitas Guru | Aktivitas Peserta Didik |
1. Mencermati masalah | Guru membimbing peserta didik mengidentifikasi masalah yang disajikan dalam LKPD | Peserta didik memahami dan mencermati permasalahan yang disajikan dari berbagai aspek. |
2. Pengumpulan data | Guru membimbing peserta didik untuk menuliskan hasil pengamatan dalam LKPD | Peserta didik melakukan pengumpulan data dan informasi, serta melakukan tabulasi atau penataan data |
3. Mengajukan dugaan | Guru membimbing peserta didik untuk menyampaikan jawaban sementara dalam LKPD. | Peserta didik membuat dugaan solusi dari permasalahan yang diberikan dalam LKPD |
4. Menguji data | Guru membimbing peserta didik melakukan uji data yang antara lain dengan melakukan perhitungan untuk menemukan solusi, sekaligus untuk menguji kebenaran dari dugaan solusi pada langkah sebelumnya. | Peserta didik melakukan penataan data dan perhitungan yang diperlukan untuk meenemukan solusi sekaligus menguji kebenaran dugaan solusi pada langkah sebelumnya. |
5. Kesimpulan | Guru membimbing peserta didik untuk mengevaluasi hasil yang telah diperoleh dan menuliskan kesimpulan. | Peserta didik mengevaluasi hasil yang telah diperoleh dan menuliskan kesimpulan. |
Demikian, semoga artikel ini membantu anda yang sedang mencari referensi terkait bahasan model pembelajaran berpendekatan inkuiri terbimbing.
1 comment