Pengertian Berpikir Kreatif Menurut Ahli – Salah satu pengertian dari berpikir kreatif adalah proses konstruksi ide yang menekankan pada aspek kelancaran, keluwesan, keaslian, dan keterincian.
Tentunya selain definisi di atas, telah banyak para pakar yang juga mendefinisikan pengertian berpikir kreatif. Nah, melalui artikel ini, kami akan berbagi mengenai beberapa pengertian berpikir kreatif beserta ciri-ciri dan tahapan orang berpikir kreatif.
Bagi kalian yang sedang menyusun makalah, skripsi maupun tesis, bisa langsung copas pengetian berpikir kreatif dari sini.
Daftar Isi
Kreativitas Adalah Jalan Menuju Kreatif
Salah satu tujuan pendidikan adalah membuat anak berpikir kreatif baik untuk memecahkan masalah maupun untuk bisa berkomunikasi atau menyampaikan pemikiran mereka.
Untuk mencapai kemampuan berpikir kreatif maka dibutuhkan kreativitas. Kreativitas adalah jalan menuju tercapainya kemampuan berpikir kreatif.
Jika seseorang memiliki kreativitas tinggi maka itu membuktikan bahwa ia memiliki kemampuan untuk berpikir kreatif. Seperti yang dinyatakan oleh Mardianto, kreativitas adalah produk dari cara berpikir yang baik dan benar (Mardianto, 2012).
Sedangkan Munandar (1999) menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, karena kemampuan untuk memberikan ide baru yang bisa diterapkan pada pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk mengetahui hubungan antara unsur yang sudah ada.
Pengertian Berpikir Kreatif Menurut Para Ahli
Berikut adalah beberapa pengertian berpikir kreatif dari para ahli:
Menurut La Moma (2015)
Berpikir kreatif dapat dipandang sebagai orientasi atau disposisi tentang instruksi matematis, termasuk tugas penemuan dan pemecahan masalah.
Krutetskii
Krutetskii mengatakan bahwa kreativitas identik dengan keberbakatan matematika. Lebih lanjut, Krutetskii mengatakan kreativitas dalam pemecahan masalah matematis merupakan kemampuan dalam merumuskan masalah matematika secara bebas, bersifat penemuan, dan baru.
Ide-ide ini sejalan dengan ide-ide seperti fleksibilitas dan kelancaran dalam membuat asosiasi baru dan menghasilkan jawaban divergen yang berkaitan dengan kreativitas secara umum.
Menurut Nurmasari dkk (2014)
Berpikir kreatif dalam matematika dan dalam bidang lainnya merupakan bagian keterampilan hidup yang perlu dikembangkan terutama dalam menghadapi era informasi dan suasana bersaing semakin ketat.
Individu yang diberi kesempatan berpikir kreatif akan tumbuh sehat dan mampu menghadapi tantangan. Sebaliknya, individu yang tidak diperkenankan berpikir kreatif akan menjadi frustrasi dan tidak puas.
Pengembangan aktivitas kreatif tersebut adalah dengan melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuandengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinal, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba.
Menurut James R. Evans
Kreativitas adalah keterampilan untuk menentukan pertalian baru, melihat subjek perspektif baru, dan membentuk kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak dalam pikiran.
Daniel Fasko (dalam Nehe dan dkk, 2017)
Menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan berpikir tingkat matematis itu termasuk dengan keaslian, elaborasi, kelenturan dan kefasihan.
Karakteristik pemikiran kreatif yaitu orisinalitas, elaborasi, kelancaran dan kelenturan. Agar kreativitas anak bisa terwujud dibutuhkan mendorong individu (motivasi intrinsik) dan dorongan lingkungan (motivasi ekstrinsik).
Dari beberapa pernyataan di atas menyimpulkan bahwa untuk memahami matematika membutuhkan kemampuan berpikir kreatif dan hasil pemikiran kreatif mendorong siswa untuk secara aktif terlibat dalam pembelajaran matematika sekolah.
Semiawan (2002)
Ia menjelaskan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.
Kreativitas meliputi baik ciri-ciri aptitude seperti kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), dan keaslian (originality) dalam pemikiran, maupun ciri-ciri non aptitude, seperti rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan dan selalu ingin mencari pengalaman-pengalaman baru.
Menurut Munandar (2009)
Kreativitas adalah kemampuan untuk mengkombi-nasikan, memecahkan atau menjawab masalah, dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif.
Menurut Lindren (dalam Yamin, 2013)
Berpikir kreatif yaitu memberikan macam-macam kemungkinan jawaban atau pemecahan masalah berdasarkan informasi yang diberikan dan mencetuskan banyak gagasan terhadap suatu persoalan.
Menurut Hamruni (2012)
Salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa adalah dengan menggalakkan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memacu proses berpikir. Dalam pengertian ini konsep masalah atau pertanyaan-pertanyaan digunakan untuk memunculkan “budaya berpikir“ pada diri siswa.
Evans (dalam Siswono, 2008)
Ia menjelaskan bahwa berpikir kreatif adalah suatu aktivitas mental untuk membuat hubungan-hubungan yang terus menerus, sehingga ditemukan kondisi yang “benar” atau sampai seseorang itu menyerah.
Menurut Siswono (2008)
berpikir kreatif merupakan suatu kebiasaan dari pemikiran yang tajam dengan intuisi, menggerakkan imajinasi, mengungkapkan (to reveal) kemungkinan-kemungkinan baru, membuka selubung (unveil) ide-ide yang menakjubkan dan inspirasi ide-ide yang tidak diharapkan.
Dalam KBBI, kreatif didefenisikan sebagai kemampuan untuk mencipta atau proses timbulnya ide baru.
Pada intinya pengertian berpikir kreatif adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, dan semuanya relatif berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
Sebenarnya, ada banyak pengertian kreativitas, misalnya ada yang mengartikan kreativitas sebagai upaya melakukan aktivitas baru dan mengagumkan.
Ciri-ciri Kreativitas
Adapun ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif menurut Azhari (2013) antara lain meliputi:
- Keterampilan berpikir lancar
- Menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang relevan
- Menghasilkan motivasi belajar
- Arus pemikiran lancar
- Keterampilan berpikir lentur (fleksibel)
- Menghasilkan gagasan-gagasan yang seragam
- Mampu mengubah cara atau pendekatan
- Arah pemikiran yang berbeda
3. Keterampilan berpikir orisinil
- Meberikan jawaban yang tidak lazim
- Memberkan jawaban yang lain daripada yang lain
- Memberikan jawaban yang jarang diberikan kebanyakan orang
4. Keterampilan berpikir terperinci (elaborasi)
- Mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan
- Memperinci detail-detail
- Memperluas suatu gagasan
Guilford (dalam Munandar, 2009) mengemukakan ciri-ciri dari kreativitas antara lain:
Kelancaran berpikir (fluency of thinking), yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang secara cepat. Dalam kelancaran berpikir, yang ditekankan adalah kuantitas, dan bukan kualitas.
Keluwesan berpikir (flexibility), yaitu kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari alternatif atau arah yang berbeda-beda, serta mampu menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran.
Orang yang kreatif adalah orang yang luwes dalam berpikir. Mereka dengan mudah dapat meninggalkan cara berpikir lama dan menggantikannya dengan cara berpikir yang baru.
Elaborasi (elaboration), yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
Originalitas (originality), yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli.
Maka kreativitas merupakan kemampuan seseorang berfikir dan bertingkah laku. Seseorang yang memiliki kreativitas atau kemampuan berfikir divergensi yang tinggi tidak banyak kesulitan dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
Oleh karena itu, kreativitas yang didefinisikan para ahli selalu berkaitan dengan kemampuan berfikir dan bertingkah laku.
Faktor yang mempengaruhi
Menurut Rogers (dalam Munandar, 2009), faktor-faktor yang dapat mendorong terwujudnya kreativitas individu diantaranya:
- dorongan dari dalam diri sendiri (motivasi intrinsik)
- dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)
Teori Kreativitas
Sehubungan degan teori kreativitas di atas, Sunarti, dkk (2001) mengemukakan mengenai deskripsi singkat tentang teori kreativitas tersebut yang antara lain sebagai berikut :
- Teori Psikoanalisis.
Teori psikoanalisis dikembangkan oleh Freud dengan konsep sublimasi sebagai titik tolaknya. Kemampuan sublimasi merupakan kemampuan merubah tujuan seksual asli menjadi tujuan lain.
Perbedaan individu dapat terjadi karena kekuatan instink seksual dan kemampuan sublimasi tersebut.
Menurut Freud dalam upaya mengadaptasi kesukaran hidup terdapat tiga alat/cara yang dapat ditempuh yaitu : (1) peralihan minat yang sangat kuat, (2) gratifikasi sunstantif, dan (3) substansi yang memabukkan.
Kreativitas dalam hal ini dipandang sebagai pengganti yaitu alat yang dapat melepaskan diri dari kesukaran sehingga dapat mencapai berbagai tingkat kepuasaan dalam waktu yang terbatas.
- Teori Assosiasionistik.
Teori assosiasionistik berkenaan dengan kreativitas yang dipelopori oleh Ribot yang merupakan pelopor assosiasionist. Assosiasionist menunjukkan pada pertautan dalam proses mental sehingga suatu proses cenderung menimbulkan proses mental lainnya.
Menurut teori assosiasionistik, dalam proses berfikir kreatif, berfikir analogis memainkan peranan penting.
- Teori Gestalt.
Teori gestalt memfokuskan perhatiannya terhadap proses terjadinya persepsi dan pengertian pada manusia. Teori ini mengemukakan bahwa pengalaman manusia berstruktur yang terbentuk dalam suatu keseluruhan.
Manusia mengamati stimulus dalam keseluruhan yang terorganisir, bukan dalam bagian-bagian yang terpisah.
- Teori Eksistensial.
Teori eksistensial menjelaskan bahwa pribadi kreatif dalam momen-momen kreatifnya. Teori eksistensial tidak mencoba mengurangi keseluruhan menjadi segmen-segmen dan menjelaskan proses secara keseluruhan.
Jika teori Gestalt memberikan konsep kekuatan medan, struktur, gestalt dan vektor-vektor, maka teori eksistensial hanya memberikan konsep encounter (pertemuan).
- Teori Interpersonal.
Teori interpersonal memandang kreativitas menekankan pada creator sebagai innovator dan orang lain yang mengenal dan mengakui kreasinya. Dengan kata lain teori ini memandang penting arti nilai dalam karya kreatif, karena nilai mengimplikasikan pengakuan dan kontrol sosial.
- Teori Trait.
Karakteristik pada individu yang dapat diteliti melalui suatu pendekatan yang menekankan pada perbedaan individual. Guilford menjelaskan bahwa trait utama pada manusia berkaitan dengan kreativitas.
Trait tersebut mencakup antara lain: sensitivitas terhadap masalah, kelancaran berfikir, keluwesan berfikir, orisanalitas berfikir, redefinisi dan elaborasi.
Tahapan proses berpikir kreatif
Menurut Cropley (1999), terdapat tiga tahapan perkembangan kreativitas diantaranya:
- tahap prekonvensional
- tahap konvensional
- tahap poskonvensional
- berpikir di luar kerangka masalah, dapat bersifat terbuka terhadap observasi dan pemikiran baru, walaupun terlihat aneh pada awalnyamengenali kapan asumsi harus dibuat dan saat tidak boleh menggunakan asumsi.
- berpikir picik dan memperluas bidang visi.
- Mengembangkan dan menyesuaikan ide-ide lebih dari satu sumber.
- practice serendipity (menemukan suatu keterangan yang bernilai secara tidak sengaja pada saat mencari suatu yang lain.
Pentingnya berpikir kreatif jaman sekarang
Jaman yang sudah maju ini tentunya tidak lepas dari peran-peran pihak yang memiliki pemikiran-pemikiran kreatif.
Dengan berpikir kreatif kita dapat menciptakan peluang dalam hidup kita, sering kali kita tidak mampu untuk membuat keputusan dalam bertindak dikarenakan tidak adanya kesempatan padahal kesempatan itu selalu ada di depan mata kita.
Dengan berpikir kreatif maka kita dapat menemukan peluang-peluang yang ada di setiap kejadian yang kita alami.
Jika membicarakan tentang berpikir kreatif maka kita akan bertanya dari manakah asal kreatifitas itu ada ? J
awabannya sederhana kreatifitas muncul dari kinerja otak kanan, dengan kinerja inilah manusia dapat menciptakan sesuatu karena imajinasi dan daya kreatifitas.
Prinsip utama untuk mengembangkan kreatifitas yang kita miliki adalah dengan memiliki mindset “out of the box” sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa kita harus keluar dari kotak aman kita yaitu pikiran-pikiran yang membelenggu kita sehingga kita merasa bebas dalam berimajinasi.