Kata Kerja Operasional (KKO)Taksonomi Bloom Soal HOTS – Kata Kerja Operasional (KKO) Taksonomi Bloom edisi revisi ini bisa anda gunakan sebagai acuan, utamanya bagi anda para guru dalam menyusun soal HOTS.
Dewasa ini tentunya tuntutan peran guru sebagai penyusun soal HOTS sangat ditekankan. Hal ini mengingat metode penilaian yang akan dilaksanakan banyak mengacu kepada hasil PISA (Programme for International Student Assessment).
Yang mana proses penilaian di PISA selalu menggunakan soal-soal bercirikan soal HOTS, dengan bermuatan indikator berpikir kritis dan berpikir kreatif.
Sebab itu, bagi bapak guru perlu mengupgrade diri sebagai bekal melakukan asesmen terhadap murid dengan menggunakan soal-soal bertipe HOTS.
Maka untuk memudahkan penyusunan soal HOTS perlu kita ketahui kata kerja operasional (KKO) yang sering digunakan dalam menyusun soal tersebut.
Sehingga kerja bapak-ibu guru akan relatif lebih mudah jika telah mengenal kata kerja operasional tersebut dengan baik.
Namun sebelum membahas lebih jauh, tentunya kita perlu mengetahui terlebih dahulu beberapa hal mengenai high order thinking skills atau yang sering kita sebut HOTS.
Diantaranya yang akan kita bahas di sini adalah pengertian dan kategori soal HOTS. Termasuk juga yang tidak kalah penting adalah level-level kognitif dalam penyusunan soal HOTS.
Namun bagi anda yang ingin langsung membaca mengenai kata kerja operasional, bisa langsung scroll ke bawah.
Di bagian bawah artikel ini kami sajikan kata kerja operasional yang terdiri dari:
- Kata kerja ranah kognitif
- Kata kerja ranah afektif
- Kata kerja ranah psikomotorik
Selamat membaca!
Pengertian Higher Order Thinking Skill (HOTS)
Keterampilan berpikir merupakan gabungan dua kata yang memiliki makna berbeda, yaitu berpikir (thinking) dan keterampilan (skills).
Berpikir merupakan proses kognitif, yaitu mengetahui, mengingat, dan mempersepsikan.
Sedangkan arti dari keterampilan, yaitu tindakan dari mengumpulkan dan menyeleksi informasi, menganalisis, menarik kesimpulan, gagasan, pemecahan persoalan, mengevaluasi pilihan, membuat keputusan dan merefleksikan (Wilson, 2000, p.7).
Higher Order Thinking Skill (HOTS) atau kemampuan berpikir tingkat tinggi dijelaskan oleh Gunawan (2003, p.171) sebagai proses berpikir yang mengharuskan siswa untuk memanipulasi informasi yang ada dan ide-ide dengan cara tertentu yang memberikan mereka pengertian dan implikasi baru.
Misalnya, ketika siswa menggabungkan fakta dan ide dalam proses mensintesis, melakukan generalisasi, menjelaskan, melakukan hipotesis dan analisis, hingga siswa sampai pada suatu kesimpulan.
Rosnawati (2013, p.3) menjelaskan kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat terjadi ketika seseorang mengaitkan informasi yang baru diterima dengan informasi yang sudah tersimpan di dalam ingatannya.
Setelah itu menghubung-hubungkannya dan/atau menata ulang serta mengembangkan informasi tersebut sehingga tercapai suatu tujuan atau pun suatu penyelesaian dari suatu keadaan yang sulit dipecahkan.
Kategori HOTS
King et al. (2013, p.1) mengkategorikan HOTS sebagai berikut: (1) berpikir kritis dan berpikir logis,
(2) berpikir reflektif,
(3) berpikir metakognitif, dan
(4) berpikir kreatif.
Cara mengevalusi HOTS peserta didik dapat ditempuh dengan cara mengukur melalui beberapa cara, yaitu;
(1) memilih (multiple-choice, matching, dan rank-order items),
(2) menggeneralisasi (jawaban singkat, esai), dan
(3) memberi alasan.
Bagarukayo et al. (2012, p.120) mendefinisikan HOTS meliputi:
(1) membuat keputusan,
(2) menyelesaikan masalah,
(3) berpikir kritis,
(4) menganalisis,
(5) mensintesis, serta
(6) menginterpretasi.
Zohar & Dori (2003, pp.145-181) mengkategorikan HOTS menjadi:
(1) berargumen konstruktif,
(2) mengajukan pertanyaan ilmiah,
(3) membuat perbandingan,
(4) memecahkan masalah rumit nonalgoritma,
(5) menggolongkan perbedaan pendapat, dan
(6) mengidentifikasi asumsi yang tersirat.
Sedangkan Kemendikbud (2017, p.3) menjelaskan bahwa soal-soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu:
- kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall),
- menyatakan kembali (restate),
- atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite).
Soal-soal HOTS pada konteks asesmen mengukur kemampuan:
- transfer satu konsep ke konsep lainnya,
- memproses dan menerapkan informasi,
- mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda,
- menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan
- menelaah ide dan informasi secara kritis.
Meskipun demikian, soal-soal yang berbasis HOTS tidak berarti soal yang lebih sulit daripada soal recall.
Dilihat dari dimensi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur dimensi metakognitif, tidak sekadar mengukur dimensi faktual, konseptual, atau prosedural saja.
Dimensi metakognitif menggambarkan kemampuan menghubungkan beberapa konsep yang berbeda, menginterpretasikan, memecahkan masalah (problem solving), memilih strategi pemecahan masalah, menemukan (discovery) metode baru, berargumen (reasoning), dan mengambil keputusan yang tepat.
Keterampilan Berpikir dalam Taksonomi Bloom
Khan & Inamullah (2011, pp.149-151) menyatakan bahwa keterampilan berpikir di dalam taksonomi Bloom terbagi menjadi dua, yaitu
- keterampilan berpikir tingkat rendah, dan
- keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Keterampilan berpikir dari taksonomi Bloom direvisi oleh Anderson dan dipublikasikan Tahun 2001.
Pada awalnya taksonomi Bloom yang dipublikasikan pada tahun 1956 terdiri dari;
- knowledge,
- understand,
- application,
- analysis,
- synthesis dan
- evaluation.
Revisi yang dilakukan menggunakan dua dimensi, yaitu;
- dimensi pengetahuan (fakta, konsep, prosedur, metakognitif), dan
- dimensi proses kognitif (remember, understand, apply, analyze, evaluate, dan create).
Guru dapat menentukan dua dimensi dalam proses pembelajaran yang disesuaikan dengan kata kerja operasional dan materi pembelajaran (Reeves, 2006, p.297; Yang, et al., 2012, p.495).
Dimensi proses berpikir dalam Taksonomi Bloom sebagaimana yang telah disempurnakan oleh Anderson & Krathwohl (2001), terdiri atas kemampuan:
- mengetahui (knowing-C1),
- memahami (understanding-C2),
- menerapkan (aplying-C3),
- menganalisis (analyzing-C4),
- mengevaluasi (evaluating-C5), dan
- mengkreasi (creating-C6).
Soal-soal HOTS pada umumnya mengukur kemampuan pada ranah menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6).
Gilligan (2007, p.7) menyatakan bahwa taksonomi Bloom hasil revisi sangat berguna bagi guru untuk untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam pelaksanaan pembelajaran.
Guru menggunakan kata kerja operasional yang berhubungan dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Pada pemilihan kata kerja operasional (KKO) untuk merumuskan indikator soal HOTS, hendaknya tidak terjebak pada pengelompokkan KKO.
Sebagai contoh kata kerja ‘menentukan’ pada Taksonomi Bloom ada pada ranah C2 dan C3.
Dalam konteks penulisan soal-soal HOTS, kata kerja ‘menentukan’ bisa jadi ada pada ranah C5 (mengevaluasi) apabila untuk menentukan keputusan didahului dengan proses berpikir menganalisis informasi yang disajikan pada stimulus lalu peserta didik diminta menentukan keputusan yang terbaik.
Bahkan kata kerja ‘menentukan’ bisa digolongkan C6 (mengkreasi) bila pertanyaan menuntut kemampuan menyusun strategi pemecahan masalah baru.
Jadi, ranah kata kerja operasional (KKO) sangat dipengaruhi oleh proses berpikir apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan.
Pada penyusunan soal-soal HOTS umumnya menggunakan stimulus. Stimulus merupakan dasar untuk membuat pertanyaan.
Dalam konteks HOTS, stimulus yang disajikan hendaknya bersifat kontekstual dan menarik. Stimulus dapat bersumber dari isu-isu global seperti masalah teknologi informasi, sains, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.
Stimulus juga dapat diangkat dari permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan sekitar satuan pendidikan seperti budaya, adat, kasus-kasus di daerah, atau berbagai keunggulan yang terdapat di daerah tertentu.
Kreativitas seorang guru sangat mempengaruhi kualitas dan variasi stimulus yang digunakan dalam penulisan soal HOTS.
Level Kognitif Kata Kerja Operasional
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, terdapat beberapa kata kerja operasional (KKO) yang sama namun berada pada ranah yang berbeda.
Perbedaan penafsiran ini sering muncul ketika guru menentukan ranah KKO yang akan digunakan dalam penulisan indikator soal.
Untuk meminimalkan permasalahan tersebut, Puspendik (2015) mengklasifikasikannya menjadi 3 level kognitif sebagaimana digunakan dalam kisi-kisi UN sejak tahun pelajaran 2015/2016. Pengelompokan level kognitif tersebut yaitu:
- pengetahuan dan pemahaman (level 1),
- aplikasi (level 2), dan
- penalaran (level 3).
Berikut dipaparkan secara singkat penjelasan untuk masing-masing level tersebut:
1. Pengetahuan dan Pemahaman (Level 1)
Level kognitif pengetahuan dan pemahaman mencakup dimensi proses berpikir mengetahui (C1) dan memahami (C2). Ciri-ciri soal pada level 1 adalah mengukur pengetahuan faktual, konsep, dan procedural.
Bisa jadi soal-soal pada level 1 merupakan soal kategori sukar, karena untuk menjawab soal tersebut peserta didik harus dapat mengingat beberapa rumus atau peristiwa, menghafal definisi, atau menyebutkan langkah-langkah (prosedur) melakukan sesuatu.
Namun soal-soal pada level 1 bukanlah merupakan soal-soal HOTS. Contoh KKO yang sering digunakan adalah: menyebutkan, menjelaskan, membedakan, menghitung, mendaftar, menyatakan, dan lain-lain.
2. Aplikasi (Level 2)
Soal-soal pada level kognitif aplikasi membutuhkan kemampuan yang lebih tinggi daripada level pengetahuan dan pemahaman. Level kognitif aplikasi mencakup dimensi proses berpikir menerapkan atau mengaplikasikan (C3).
Ciri-ciri soal pada level 2 adalah mengukur kemampuan:
- menggunakan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tertentu pada konsep lain dalam mapel yang sama atau mapel lainnya; atau
- menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tertentu untuk menyelesaikan masalah kontekstual (situasi lain).
Bisa jadi soal-soal pada level 2 merupakan soal kategori sedang atau sukar, karena untuk menjawab soal tersebut peserta didik harus dapat mengingat beberapa rumus atau peristiwa, menghafal definisi/konsep, atau menyebutkan langkah-langkah (prosedur) melakukan sesuatu.
Selanjutnya pengetahuan tersebut digunakan pada konsep lain atau untuk menyelesaikan permasalahan kontekstual.
Namun soal-soal pada level 2 bukanlah merupakan soal-soal HOTS. Contoh KKO yang sering digunakan adalah: menerapkan, menggunakan, menentukan, menghitung, membuktikan, dan lain-lain.
3. Penalaran (Level 3)
Level penalaran merupakan level kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS), karena untuk menjawab soal-soal pada level 3 peserta didik harus mampu mengingat, memahami, dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural serta memiliki logika dan penalaran yang tinggi untuk memecahkan masalah-masalah kontekstual (situasi nyata yang tidak rutin).
Level penalaran mencakup dimensi proses berpikir menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mengkreasi (C6).
Pada dimensi proses berpikir menganalisis (C4) menuntut kemampuan peserta didik untuk menspesifikasi aspek-aspek/elemen, menguraikan, mengorganisir, membandingkan, dan menemukan makna tersirat.
Pada dimensi proses berpikir mengevaluasi (C5) menuntut kemampuan peserta didik untuk menyusun hipotesis, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, membenarkan atau menyalahkan.
Sedangkan pada dimensi proses berpikir mengkreasi (C6) menuntut kemampuan peserta didik untuk merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, memperbaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah.
Soal-soal pada level penalaran tidak selalu merupakan soal-soal sulit.
Kata Kerja Operasional (KKO) Taksonomi Bloom Revisi
Berikut kami sampaikan kata kerja operasional yang bisa anda gunakan sebagai acuan dalam penyusunan soal HOTS, yang terdiri dari: kata kerja ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
1. KKO Taksonomi Bloom Ranah Kognitif
Pengetahuan (C1) | Pemahaman (C2) | Penerapan (C3) | Analisis (C4) | Sintesis
(C5) |
Penilaian (C6) |
Mengutip
Menyebutkan Menjelaskan Menggambar Membilang Mengidentifikasi Mendaftar Menunjukkan Memberi label Memberi indeks Memasangkan Menamai Menandai Membaca Menyadari Menghafal Meniru Mencatat Mengulang Mereproduksi Meninjau Memilih Menyatakan Mempelajari Mentabulasi Memberi kode Menelusuri Menulis |
Memperkirakan
Menjelaskan Mengkategorikan Mencirikan Merinci Mengasosiasikan Membandingkan Menghitung Mengkontraskan Mengubah Mempertahankan Menguraikan Menjalin Membedakan Mendiskusikan Menggali Mencontohkan Menerangkan Mengemukakan Mempolakan Memperluas Menyimpulkan Meramalkan Merangkum Menjabarkan
|
Menugaskan
Mengurutkan Menentukan Menerapkan Menyesuaikan Mengkalkulasi Memodifikasi Mengklasifikasi Menghitung Membangun Membiasakan Mencegah Menentukan Menggambarkan Menggunakan Menilai Melatih Menggali Mengemukakan Mengadaptasi Menyelidiki Mengoperasikan Mempersoalkan Mengkonsepkan Melaksanakan Meramalkan Memproduksi Memproses Mengaitkan Menyusun Mensimulasikan Memecahkan Melakukan Mentabulasi Memproses Meramalkan |
Menganalisis
Mengaudit Memecahkan Menegaskan Mendeteksi Mendiagnosis Menyeleksi Merinci Menominasikan Mendiagramkan Megkorelasikan Merasionalkan Menguji Mencerahkan Menjelajah Membagankan Menyimpulkan Menemukan Menelaah Memaksimalkan Memerintahkan Mengedit Mengaitkan Memilih Mengukur Melatih Mentransfer |
Mengabstraksi
Mengatur Menganimasi Mengumpulkan Mengkategorikan Mengkode Mengombinasikan Menyusun Mengarang Membangun Menanggulangi Menghubungkan Menciptakan Mengkreasikan Mengoreksi Merancang Merencanakan Mendikte Meningkatkan Memperjelas Memfasilitasi Membentuk Merumuskan Menggeneralisasi Menggabungkan Memadukan Membatas Mereparasi Menampilkan Menyiapkan Memproduksi Merangkum Merekonstruksi
|
Membandingkan
Menyimpulkan Menilai Mengarahkan Mengkritik Menimbang Memutuskan Memisahkan Memprediksi Memperjelas Menugaskan Menafsirkan Mempertahankan Memerinci Mengukur Merangkum Membuktikan Memvalidasi Mengetes Mendukung Memilih Memproyeksikan
|
2. KKO Taksonomi Bloom Ranah Afektif
Menerima (A1) | Menanggapi (A2) | Menilai (A3) | Mengelola (A4) | Menghayati (A5) |
Memilih
Mempertanyakan Mengikuti Memberi Menganut Mematuhi Meminati
|
Menjawab
Membantu Mengajukan Mengompromikan Menyenangi Menyambut Mendukung Menyetujui Menampilkan Melaporkan Memilih Mengatakan Memilah Menolak |
Mengasumsikan
Meyakini Melengkapi Meyakinkan Memperjelas Memprakarsai Mengimani Mengundang Menggabungkan Mengusulkan Menekankan Menyumbang |
Menganut
Mengubah Menata Mengklasifikasikan Mengombinasikan Mempertahankan Membangun Membentuk pendapat Memadukan Mengelola Menegosiasi Merembuk |
Mengubah perilaku
Berakhlak mulia Mempengaruhi Mendengarkan Mengkualifikasi Melayani Menunjukkan Membuktikan Memecahkan |
3. KKO Taksonomi Bloom Ranah Psikomotorik
Menirukan (P1) | Memanipulasi (P2) | Pengalamiahan (P3) | Artikulasi (P4) |
Mengaktifkan
Menyesuaikan Menggabungkan Melamar Mengatur Mengumpulkan Menimbang Memperkecil Membangun Mengubah Membersihkan Memposisikan Mengonstruksi |
Mengoreksi
Mendemonstrasikan Merancang Memilah Melatih Memperbaiki Mengidentifikasikan Mengisi Menempatkan Membuat Memanipulasi Mereparasi Mencampur |
Mengalihkan
Menggantikan Memutar Mengirim Memindahkan Mendorong Menarik Memproduksi Mencampur Mengoperasikan Mengemas Membungkus
|
Mengalihkan
Mempertajam Membentuk Memadankan Menggunakan Memulai Menyetir Menjeniskan Menempel Menseketsa Melonggarkan Menimbang |
Demikian bahasan kita kali ini mengenai KKO Taksonomi Bloom dalam rangka mempermudah penyusunan soal HOTS.
Sebagian besar materi dalam artikel ini kami olah dari jurnal: Moh. Zainal Fanani, dengan judul Strategi Pengembangan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam Kurikulum 2013, terbitan IAIN Kediri.
Jika anda mengehendaki untuk merujuk langsung kepada jurnal tersebut bisa membuka link berikut: https://jurnal.iainkediri.ac.id/index.php/edudeena/article/view/582
Terimakasih!