Pandemi Tak Kunjung Usai, Kelompok Ini Sulap Lahan Kosong Menjadi Kebun Organik – Sudah kurang lebih 7 bulan sejak pandemi Korona diumumkan di Indonesia, semua penduduk Indonesia mengalami efek kejut dampak dari peraturan baru yang berkaitan dengan pandemi ini, terutama dalam sektor ekonomi dan kesehatan.
Namun ada sebagian juga yang mencari kegiatan baru di sela pandemi, salah satunya adalah yang dilakukan oleh kelompok yang menamakan dirinya Kelompok Tani Organik Palagan. Mereka bekerjasama mengolah lahan seluas 2000 meter persegi dan menjadikannya kebun sayuran organik.

Kenapa Kebun Organik?
Berawal dari melihat lahan kosong yang sudah lumayan lama tidak dirawat, pak Abdullah yang merupakan salah satu anggota kelompok ini mempunyai ide supaya lahan ini bisa menjadi bermanfaat untuk warga di sekitarnya. Kemudian bersama beberapa temannya datang kepada pemilik lahan dan meminta izin untuk mengelolanya, gayung bersambut, kata berjawab. Pemilik lahan dengan senang hati mengiyakan permintaan tersebut.
Setelah berdiskusi akhirnya kelompok sepakat untuk membuat lahan tersebut sebagai kebun sayuran organik, kenapa organik? karena dengan mengolah kebun dengan pupuk organik, tanah akan kembali subur dan tidak rusak sehingga tanaman berupa sayuran yang tumbuh di atasnya akan tumbuh subur alami dan tidak mengandung bahan-bahan yang kurang baik.

Lantas untuk mensiasati pemupukannya, kelompok membuat sebuah kolam sebanyak 3 kolam dengan ukuran masing masing 1 X 1 X 3 meter, rencana kolam tersebut akan diisi ikan lele dan gurame, kemudian air kolam tadi yang akan dipakai untuk menyiram sayuran yang ditanam di kebun organik tadi.
Air limbah ikan ini khususnya lele menghasilkan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, terutama unsur N dan P. Kedua unsur ini mempunyai potensi besar dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman. Banyak sekali riset yang mengemukakan hal tersebut, namun dengan catatan penggunaannya harus sesuai ukuran. Surahman Kusumo (1984) Mengemukakan bahwa pada kadar rendah tertentu zat tumbuh akan mendorong pertumbuhan, sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan, meracun bahkan mematikan tanaman.
Baca juga Pengertian Hidroponik
Lahan yang terletak di jalan Palagan KM 8 ini akan menggunakan sistem pengarian fertigasi tetes dengan bantuan gaya gravitasi, karena luas lahan yang lumayan luas apabila dikerjakan manual maka perlu adanya upgrade dalam perawatannya. Caranya yaitu dengan mengalirkan air kolam ikan ke tandon air setinggi kurang lebih 3 meter kemudian mengalirkannya ke setiap bedengan dengan menggunakan selang Hydrosol yang telah dilubangi sesuai jarak antar sayuran yang ditanam.Dengan cara tersebut, biaya produksi akan dapat diminimalisir dan juga tenaga yang dibutuhkan untuk melakukannya dapat dialihkan untuk pekerjaan lainnya.
Beragam Tanaman di Kebun Organik Palagan
Selain kebun sayuran, ada juga sebagian lahan yang ditanami pohon pisang, ada berbagai jenis pisang yang ditanam di Kebun Organik Palagan ini, diantaranya adalah Pisang Kepok, Pisang Raja, Pisang Tanduk, Pisang Cavendish, Pisang Kepok Tanjung (Tanpa Jantung) dan jenis lainnya.
Bibit-bibit pisang tersebut didatangkan langsung dari daerah Bantul tepatnya di tempat budidaya dan pembibitan pisang milik Mbah Lasiyo atau yang lebih dikenal di dunia pembudidayaan pisang dengan Prof Lasiyo.
Mbah Lasiyo menjual beragam bibit pisang, dalam penjualannya Mbah Lasiyo tidak asal menjual dengan tidak memperhatikan kualitas bibit-bibitnya. beliau menyortir satu persatu bibit yang akan dijualnya sampai melewati semua tahapan dan akhirnya bibit tersebut qualified untuk dijual.
Ada satu cerita ketika beberapa anggota kelompok datang silaturahmi awal ke mbah Lasiyo, seseorang dari Banten memesan bibit pisang berjumlah 5000 pisang yang rencana akan ditanam di daerahnya. itu artinya bibit yang dijual di mbah Lasiyo sudah terjamin kualitasnya dan karena itu juga Kebun Organik Palagan mengambil bibit tersebut disana.

Selain sayuran dan pisang, ada juga tanaman lain yang ditanam di Kebun Organik Palagan ini, salah seorang anggota yang ahli dalam bidang tanaman hias melihat bahwa disela sela sayuran atau pohon pisang yang ditanam dapat dimanfaatkan untuk menanam tanaman hias, bahkan ada beberapa jenis tanaman hias yang dapat dijadikan pagar tanaman yang bisa menggantikan bambu menjadi hijauan yang asri dan menarik pandangan.
Ke depan Kebun Organik Palagan ini apabila berkembang bagus akan dibuka untuk umum khususnya warga sekitar yang ingin berwisata petik sayuran daun atau buah organik. semoga bermanfaat bagi pembaca dan bisa menginspirasi mencari kegiatan selama masa pandemi ini berlangsung. Salam Organik!
Daftar Pustaka
Surahman kusumo, 1984 . Zat Pengatur Tumbuh Tanaman Penerbit CV. Yasaguna Jakarta
1 comment