Relasi Makna Dan Contohnya Dalam Kalimat

relasi makna kata dan contohnya

Haidunia.com – relasi makna dan contohnya perlu dipelajari dengan benar agar kita semua memiliki perbendaharaan kata yang terus bertambah dan mampu menyusun kalimat dengan benar. Banyak makna kata yang saling berelasi atau berhubungan yang memang perlu kita ketahui melalui laman ini.

Relasi makna dan contohnya yang disajikan oleh tim haidunia.com kiranya dapat memperkaya referensi Anda yang berdampak pada susunan kalimat yang Anda kembangkan semakin baik dan luwes jika dibaca oleh orang lain. Selain itu tidak jarang juga bapak/ibu guru memberikan penugasan kepada murid untuk mencari relasi makna dan contohnya di dalam kalimat.

Read More

Relasi makna dan contohnya dalam pembahasan berikut akan sangat mudah dipahami dan kemudian Anda praktekkan dalam bentuk tulisan maupun ucapan lisan. Silahkan Anda baca artikel singkat ini agar lebih memahami penggunaan relasi makna dan contohnya di dalam kalimat.

Relasi Makna dan Contohnya

Relasi makna dan contohnya perlu kita bahas bersamaan pembahasan macam-macam makna kata. Tentunya disebut relasi makna karena kata-kata yang bersesuaian tersebut saling berelasi atau ada hubungannya. Sekarang mari kita uraikan materi relasi makna dan contohnya.

Relasi makna kata ada beberapa jenis:

Sinonim

Sinonim adalah ungkapan yang bisa berupa kata, frase, atau kalimat yang memiliki makna kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Misalnya adalah kata buruk dan jelek adalah dua buah kata yang bersinonim. Kemudian kata; bunga, kembang, dan puspa adalah tiga kata yang yang bersinonim.

Baca Juga:  Tugas Pokok dan Fungsi Guru BK Dalam Kurikulum 2013

Hubungan makna antara dua buah kata yang bersinonim bersifat dua arah. Namun, dua buah kata yang bersinonim itu; kesamaannya tidak seratus persen, hanya kurang lebih saja. Kesamaannya tidak bersifat mutlak.

Antonimi dan Oposisi Makna Kata

Antonim adalah ungkapan yang biasanya berupa kata, tetapi dapat pula dalam bentuk frase atau kalimat, yang maknanya dianggap kebalikan dari makna ungkapan lain. Contohnya kata bodoh adalah antonim dari kata pandai.

Antonim juga tidak bersifat mutlak sebagaimana sinonim. Antonim juga disebut oposisi makna, hal ini karena memang ada bentuk perlawanan makna kata yang benar-benar kontras. Misal kata hidup beroposisi dengan makna kata hidup. Kata hitam beroposisi dengan putih, dan sebagainya.

Homonimi, Homofon, dan Homograf

Homonim adalah relasi makna antar kata yang ditulis sama atau dilafalkan sama, tetapi maknanya berbeda’. Kata-kata yang ditulis sama tetapi maknanya berbeda disebut homograf, sedangkan yang dilafalkan sama tetapi berbeda makna disebut homofon.

Contoh homograf adalah kata tahu (makanan) yang berhomograf dengan kata tahu (paham), sedang kata masa (waktu) berhomofon dengan massa (jumlah besar yang menjadi satu kesatuan).

Hiponim dan Hipernim

Hiponim adalah relasi makna yang berkaitan dengan peliputan makna spesifik dalam makna generis, seperti makna anggrek dalam makna bunga, makna kucing dalam makna binatang’.

Anggrek, mawar, dan tulip berhiponim dengan bunga, sedangkan kucing, kambing, dan kuda berhiponim dengan binatang. Bunga merupakan superordinat (hipernim, hiperonim) bagi anggrek, mawar, dan tulip, sedangkan binatang menjadi superordinat bagi kucing, kambing, dan kuda.

Polisemi

Polisemi adalah kata atau frase yang memiliki makna lebih dari satu. Contohnya adalah kata kepala dalam bahasa Indonesia yang memiliki makna antara lain;

  • bagian tubuh dari leher ke atas;
  • bagian dari suatu yang terletak disebelah atas atau depan merupakan hal yang penting atau terutama seperti pada kepala suku, kepala meja, dan kepala kereta api;
  • bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, seperti pada kepala paku dan kepala jarum;
  • pemimpin atau ketua seperti pada kepala sekolah, kepala kantor, dan kepala stasiun;
  • jiwa atau orang seperti dalam kalimat Setiap kepala menerima bantuan Rp 5000,- dan
  • akal budi seperti dalam kalimat, Badannya besar tetapi kepalanya kosong.

Ambiguitas

Ambiguitas adalah relasi makna ganda sebuah kata. Bisa dikatakan juga makna kata tersebut mendua. Makna ganda atau ambiguitas ini bisa muncul karena penafsiran struktur gramatikal yang berbeda.

Misal pada frase frase buku sejarah baru  yang dapat ditafsirkan orang sebagai sebuah buku sejarah yang baru terbit, dan bisa juga ditafsirkan sebagai sejarah sebuah jaman baru.

Redundansi

Redundansi  adalah praktek berlebih-lebihan dalam menggunakan kata atau frase, padahal kalimat tersebut bisa diefektifkan tanpa harus merubah makna. Artinya memiliki relasi makna yang sama antara kalimat yang berlebihan dengan yang diefektifkan.

Contohnya adalah kalimat Bola ditendang Si Badrih, yang memiliki relasi makna sama dengan kalimat Bola ditendang oleh Si Badrih. Penghapusan kata oleh pada kalimat yang pertama ternyata tidak mengurangi maksud dan makna kalimat tersebut.

Dan penggunaan kata oleh pada kalimat kedua itu yang disebut sebagai redundansi, yaitu berlebih-lebihan yang sebenarnya tidak diperlukan.

Meronim

Meronim adalah ’relasi makna yang menunjukkan sifat hierarkis, namun tidak menyiratkan pelibatan searah. Atau merupakan relasi makna bagian dengan keseluruhan’. Contohnya adalah kata atap bermeronimi dengan kata rumah.

Makna Asosiatif

Baca Juga:  Kumpulan Soal P3K PAI dan Jawabannya Terbaru 2022 Berdasarkan 2021

Makna asosiatif merupakan asosiasi yang muncul dalam benak seseorang jika mendengar kata tertentu. Asosiasi ini dipengaruhi unsur-unsur psikis, pengetahuan dan pengalaman seseorang.

Oleh karena itu, makna asosiatif terutama dikaji bidang psikolinguistik. Makna denotatif villa adalah ’rumah peristirahatan di luar kota’. Selain makna denotatif  itu, bagi kebanyakan orang Indonesia villa juga mengandung makna asosiatif  ’gunung’, ’alam’, ’pedesaan’, ’sungai’, bergantung pada pengalaman seseorang.

Makna Afektif

Makna afektif berkaitan dengan perasaan seseorang jika mendengar atau membaca kata tertentu. Perasaan yang muncul dapat positif atau negatif. Kata jujur, rendah hati, dan bijaksana menimbulkan makna afektif yang positif, sedangkan korupsi dan kolusi menimbulkan makna afektif  yang negatif.

Makna Etimologis

Makna etimologis berbeda dengan makna leksikal karena berkaitan dengan asal-usul kata dan perubahan makna kata dilihat dari aspek sejarah kata. Makna etimologis suatu kata mencerminkan perubahan yang terjadi dengan kata tertentu. Melalui perubahan makna kata, dapat ditelusuri perubahan nilai, norma, keadaan sosial-politik, dan keadaan ekonomi suatu masyarakat.

Relasi makna dan contohnya yang kami sajikan semoga saja bermanfaat dan berdampak pada pengayaan kompetensi kemampuan berbahasa. Anda juga bisa mengunjungi laman kami yang lain dengan pembahasan macam-macam makna kata dan macam-macam perubahan makna kata. Sekian, semoga semua penuh berkah dan manfaat. Salam!

About Author

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *