Haidunia.com – Macam-macam makna kata dalam Bahasa Indonesia merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki oleh bangsa, yaitu berupa kekayaan kekayaan bahasa. Kekayaan bahasa tidak saja ditunjukkan oleh pentingnya fungsi dan kedudukan Bahasa Indonesia di mata kita sebagai bangsa, tetapi bentuk kekayaan itu salah satunya terdapat pada bermacam-macam makna kata yang terkandung di dalamnya.
Macam-macam makna kata tersebut akan kita pelajari secara ringkas melalui laman haidunia.com ini. Semoga saja yang kami bawakan dapat menambah referensi Anda tentang kemampuan tata bahasa yang baik dan benar.
Macam-macama makna kata tersebut jika kita rinci terdiri dari makna leksikal dan gramatikal, makna referensial dan nonreferensial, makna denotatif dan konotatif, makna kata dan istilah, makna konseptual dan makna asosiatif, makna idiomatikal dan peribahasa, dan makna kias.
Daftar Isi
Macam-Macam Makna Kata Dan Contohnya
Macam-macam makna kata timbul diakibatkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan makna kata tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan makna di antaranya adalah:
- perubahan dari bahasa daerah ke bahasa Indonesia
- perubahan lingkungan
- tanggapan indra
- gabungan leksem (kata)
- tanggapan si pemakai bahasa
- serta sebab lainnya.
Selain macam-macam makna kata, dalam bahasa Indonesia juga dikenal relasi makna. Beberapa relasi makna yang kita kenal di antaranya berupa sinonim dan antonim, homonim, homofon, homograf, hiponim, hipernim, polisemi, makna asosiatif, makna afektif, makna ambiguitas, redundasi, dan meronim.
Namun sebelum mengupas macam-macam makna kami ajak Anda untuk kembali mengingat tentang hakikat makna kata.
Hakikat Makna Kata
Makna kata adalah pengertian atau maksud yang terkandung serta tersimpul dalam sebuah kata. Contohnya adalah ketika kita menyebut kata kata gubuk. Maka kata gubuk sudah umum sama-sama kita pahami sebagai bangunan kecil tempat berteduh dari panas dan hujan yang letaknya di sawah atau ladang.
Setiap kata yang memiliki makna pasti dapat dihubungkan dengan suatu hal, misalnya berkaitan dengan benda, aktivitas, kejadian, maupun situasi tertentu. Jika sebuah kata tidak dapat dihubungkan dengan segala sesuatu tersebut, maka dikatakan kata yang dimaksud tidak memiliki makna kata.
Sebagai contoh adalah kata yang asal diketik saja oleh penulis. Misalkan kata abangibing. kata ini tidak memiliki makna karena tidak ada suatu hal yang bisa dihubungkan dengannya. Sekarang mari kita bahas mengenai macam-macam makna kata.
Macam macam Makna Kata
Macam-macam makna kata menurut Chaer (1994) dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria dan sudut pandang. Sementara berdasarkan ada atau tidaknya referen pada sebuah kata atau leksem dapat dibedakan adanya makna referensial dan makna nonreferensial.
Jika didasarkan pada ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata/leksem maka macam-macam makna kata dapat dibedakan adanya makna denotatif dan makna konotatif.
Jika didasarkan pada ketepatan maknanya, maka kita mengenal makna kata dan makna istilah atau makna umum dan makna khusus. Lalu jika didasarkan pada kriteria lain atau sudut pandang lain dapat disebutkan adanya makna-makna asosiatif, kolokatif, reflektif, idiomatik dan sebagainya.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai macam-macam makna kata dan contoh-contoh kalimatnya:
(1) Makna Leksikal
Leksikal adalah bentuk adjektif atau kata sifat yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon (kata benda leksikon). Satuan dari leksikon adalah leksem, yaitu satuan bentuk bahasa yang bermakna. Sederhananya, jika leksikon kita samakan dengan kosakata atau perbendaharaan kata, maka leksem dapat kita persamakan dengan kata.
Dengan demikian, makna leksikal adalah makna yang bersifat leksikon, bersifat leksem, atau bersifat kata. Sehingga sering disebut sebagai makna leksikal, yaitu makna yang sesuai dengan referennya, atau makna yang sesuai hasil observasi alat indra. Atau ringkasnya, makna leksikal adalah makna yang sesungguhnya ada dalam kehidupan kita dan dapat di indra.
Misalnya kata kambing, makna leksikalnya adalah hewan ternak sebagaimana yang sudah dikenal oleh masyarakat kita di Indonesia. Makna kata kambing sangat jelas jika kita gunakan dalam contoh kalimat ini: “Setiap hari raya keluarga kami memotong kambing.”
(2) Makna Gramatikal
Makna gramatikal dianggap berlawanan dengan makna leksikal. Jika makna leksikal adalah berkenaan dengan makna leksem atau kata yang sesuai dengan referennya, maka makna gramatikal ini adalah makna lahir akibat proses gramatika. Proses gramatika ini bisa berupa proses afiksasi, reduplikasi, dan komposisi (Chaer, 1994).
Misal, proses afiksasi awalan ter- pada kata tertidur dalam contoh kalimat; “Meja seberat itu ternyata terangkat juga oleh adik saya yang paling kecil, melahirkan makna dapat diangkat. Sementara jika afiksasi ter- digunakan dalam kalimat; “kursi itu ikut terangkat saat mejanya digeser oleh adik, melahirkan makna tidak sengaja.
(3) Makna Referensial dan Nonreferensial
Perbedaan makna referensial dan makna nonreferensial berdasarkan ada tidak adanya referen dari kata-kata itu. Bila kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu, maka kata tersebut disebut kata bermakna referensial.
Kalau kata-kata itu tidak mempunyai referen, maka kata itu disebut kata bermakna nonreferensial. Kata meja termasuk kata yang bermakna referensial karena mempunyai referen, yaitu sejenis perabot rumah tangga yang disebut ’meja’.
Sebaliknya kata karena tidak mempunyai referen, jadi kata karena termasuk kata yang bermakna nonreferensial.
(4) Makna Denotatif dan Konotatif
Macam-macam makna juga bisa dibedakan menjadi makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotatif pada dasarnya sama halnya dengan makna referensial. Yaitu makna yang sesuai hasil observasi. Baik itu oleh penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya.
Sehingga makna denotatif itu berkaitan dengan informasi yang baru saja didapatkan oleh indra manusia. Oleh karenanya makna denotatif sering disebut sebagai makna yang sebenarnya. Sebagai contoh adalah kata lelaki dan pria, kedua kata ini memiliki makna yang sama yaitu manusia dewasa perempuan.
Makna konotatif adalah makna kata yang timbul karena kata tersebut memiliki ”nilai rasa”. Nilai rasa ini bisa berkonotasi positif juga bisa berkonotasi negatif. Tetai bisa juga berkonotasi netral. hanya saja makna konotatif bisa berubah. Contohnya adalah kata ceramah, dahulu dikonotasikan negatif karena diartikan cerewet. Sedangkan hari ini, kata ceramah sangatlah positif, karena berarti mengajak pada kebaikan ajaran agama.
(5) Makna Kata dan Makna Istilah
Macam-macam makna kata selanjutnya dibedakan adalah makna kata itu sendiri dan makna istilah. Disini bisa kita jelaskan antara makna kata dan istilah.
Setiap kata atau leksem memiliki makna, namun makna kata itu baru jelas jika telah digunakan dalam konteks kalimat atau konteks situasinya. Sementara istilah mempunyai makna yang jelas, pasti dan tidak meragukan meskipun tanpa konteks kalimat.
Oleh karena itu sering dikatakan bahwa istilah itu bebas konteks. Namun yang perlu kita ingat bahwa sebuah istilah hanya digunakan pada bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. lebih jelasnya, perbedaan antara makna kata dan istilah dapat dilihat dari contoh kalimat berikut:
“Lengannya luka kena pecahan kaca.”
Kata tangan dan lengan pada kedua kalimat di atas adalah bersinonim atau bermakna sama. Namun dalam bidang kedokteran kedua kata itu memiliki makna yang berbeda. Tangan bermakna bagian dari pergelangan sampai ke jari tangan; sedangkan lengan adalah bagian dari pergelangan sampai ke pangkal bahu.
(6) Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Macam-macam makna kata juga dibedakan oleh Leech (1976), yang mana beliau membagi makna macam-macam makna kata menjadi makna konseptual dan makna asosiatif.
Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apa pun. Misalkan kata kuda memiliki makna konseptual ’sejenis binatang berkaki empat yang biasa menarik delman atau andong. Jadi makna konseptual sesungguhnya sama saja dengan makna leksikal, makna denotatif, dan makna referensial.
Sedangkan makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada di luar bahasa. Contohnya adalah kata kerbau berasosiasi dengan kebodohan.
(7) Makna Idiomatikal dan Peribahasa
Mcam-macam makna berikutnya adalah makna idiom dan peribahasa. Makna idiom adalah makna kata yang tidak bisa diartikan secara harfiah atau secara langsung karena maknanya memang tersirat mewakili kondisi tertentu. Contoh dari idiom adalah bentuk membanting tulang dengan makna ’bekerja keras’, meja hijau dengan makna ’pengadilan’.
Sedangkan peribahasa memiliki makna yang masih dapat ditelusuri atau dilacak dari makna unsur-unsurnya karena adanya ”asosiasi” antara makna asli dengan maknanya sebagai peribahasa. Misal peribahasa Seperti anjing dengan kucing untuk menggambarkan dua orang yang tidak pernah rukun.
(8) Makna Kias
Makna kiasan makna yang tidak merujuk pada arti sebenarnya. Atau dengan kata lain semua bentuk bahasa (baik kata, frase, atau kalimat) yang tidak merujuk pada arti sebenarnya (arti leksikal, arti konseptual, atau arti denotatif) disebut mempunyai arti kiasan.
Misalkan kata puteri malam, maknanya bukanlah seorang putri di malam hari, tapi itu adalah kiasan dari rembulan. Begitu juga dengan raja singa adalah kiasan untuk matahari.
Macam-macam makna kata yang kami sajikan beserta contoh kalimat dalam bahasa Indonesia nya semoga benar-benar bermanfaat bagi Anda. Silahkan kunjungi materi kami yang lain yang menguraikan tentang relasi makna dan perubahan makna kata. Salam!