Adnan Syarief – Pemikiran
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin telah resmi mengumumkan sekaligus melantik 34 nama menteri yang akan membantu kinerja pemerintahan periode 2019-2024 mendatang. Jokowi yang didampingi Wapres Ma’ruf Amin mengumumkan nama nama menteri sambil berduduk santai di pelataran Istana Negara, Rabu Pagi (23/10).

“Pagi hari ini saya ingin mengenalkan Kabinet Indonesia Maju yang dalam 5 tahun kedepan kita akan fokus pada pengembangan SDM pada penciptaan lapangan kerja, dan pemberdayaan usaha mikro.” Ujar Jokowi sesaat sebelum mengenalkan nama menterinya.
Melihat hal ini dari dua kacamata yang berbeda, apakah susunan para menteri yang ada dalam Kabinet Indonesia Maju ini, yang tentunya akan mendorong laju roda pemerintahan Indonesia untuk 5 tahun kedepan merupakan susunan kabinet yang efektif dan efisien serta solid, atau justru sebaliknya?
Untuk mewujudkan visi serta tekad Presiden Jokowi dalam periode keduanya ini, tentu membutuhkan tangan kanan yang hadir dalam setiap bidang yang ada, Merekalah para menteri yang ada dalam Kabinet Indonesia Maju. Tentu Presiden Jokowi berharap yang terbaik dari kinerja para menteri yang telah dipilihnya sendiri. Presiden Jokowi juga menegaskan bahwa dalam kabinetnya semua harus ada pada satu visi dan misi yang sama.
“Yang pertama, perlu saya ulang bahwa tidak ada visi misi menteri. adanya visi misi presiden-wakil presiden. Jadi tolong dicatat”
Mereka, para menteri yang telah ditetapkan bukanlah sosok yang datang tanpa alasan. Nama nama yang ada merupakan nama yang telah banyak dikenal atas prestasi maupun latar belakangnya. Beberapa diantaranya adalah Erick Thohir, Menteri BUMN yang telah mensukseskan acara bertaraf internasional, Asian Games 2018. ataupun Nadiem Makarim, Mendikbud anyar, yang telah membesarkan nama startup unicorn, Gojek.
Para menteri yang duduk dalam Kabinet Indonesia maju membuat banyak kejutan, dengan Presiden Jokowi yang menempatkan porsi lebih besar terhadap kalangan Profesional, sebanyak 53% dan Partai Politik, 47%. Hal ini menunjukkan bahwa Presiden Jokowi ingin lebih fokus untuk membangun Indonesia yang semakin unggul dan maju, ketimbang memperhatikan kepentingan Partai Politik. Presiden Jokowi pun telah mentapkan nama nama menteri profesional yang diyakini telah mampu untuk mengembangkan lebih baik lagi dalam setiap bidangnya.
Komposisi Kabinet Indonesia Maju yang diyakini memiliki struktur yang baik, tetap mempertahankan wajah wajah lama yang ada pada Kabinet Kerja. Mereka yang diyakini telah menciptakan banyak prestasi dan memiliki tingkat kepuasan tersendiri terhadap Presiden dalam setiap bidangnya. Namun, ada beberapa wajah lama, tetapi ditempatkan di pos menteri yang berbeda. Diantaranya Muhajir Effendy, Tjahjo Kumolo, dan Bambang Brodjonegoro, Presiden Jokowi tentu telah memiliki pertimbangan tersendiri atas hal ini.
Disamping itu semua Kabinet Indoesia Maju juga menuai banyak perbincangan. Berdasarkan data dari Indonesia Indicator (I2), isu pengumuman nama menteri pada Kabinet Indonesia Maju ini diperbincangkan 52.615 akun dengan total percakapan sebanyak 161.180 cuitan. 95% adalah akun manusia.
Ada dua nama menteri yang paling banyak diperbincangkan, yakni ketua umum partai Gerindra, yang sekarang menjabat menjadi Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto. Dan, Mendikbud muda, Nadiem Makarim. Memang dua nama menteri diatas yang paling banyak diperbincangkan masyarakat. Diangkatnya rival Joko Widodo dalam dua pilpres terakhir, 2014 & 2019, Prabowo Subianto menjadi Menteri Pertahanan pun menuai banyak kontroversi , mengingat beliau adalah seorang Jenderal TNI yang tentu piawai dalam bidang pertahanan. Dari kedua kubu pendukung Prabowo dan Jokowi, memiliki argumennya masing masing atas pengangkatan Prabowo Subianto sebagai Menhan.
Diangkatnya pendiri dan Mantan CEO Gojek, Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan juga menuai banyak sekali kontroversi, pro dan kontra. Hal itu menjadi kejutan pada pengumuman menteri kemarin, bahwa Nadiem ternyata ditempatkan pada pos Menteri pendidikan dan kebudayaan, yang merupakan salah satu posisi yang vital dalam sebuah kabinet Kementrian. Hal ini mengingat usianya yang masih muda dan pengalamannya dalam bidang pemerintahan ataupun pendidikan yang dinilai masih kurang.
Namun Presiden Jokowi menegaskan diangkatnya Nadiem menjadi Mendikbud untuk 5 tahun kedepan adalah berharap bahwa Nadiem dapat membuat sebuah loncatan dan terobosan terobosan untuk mengelola pendidikan dengan diharapkan dapat memanfaatkan teknologi dan aplikasi sistem, agar tidak terpaku pada standar yang sama. Namun hal ini pun tetap menuai banyak pro dan kontra pada masyarakat.
Di sisi lain, kekecewaan masyarakat ada pada Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Kerja, Susi Pudjiastuti yang sayangnya tidak terpakai lagi pada Kabinet Indonesia Maju. Hal ini membuat banyak kontroversi dan perbincangan di masyarakat, Mengingat kinerja yang dinilai sangat baik pada 5 tahun terakhir ini. Ini membuat kekecewaan mendalam terhadap Presiden Jokowi bagi sebagian kalangan masyarakat atas tidak terpilihnya menteri Susi di periode keduanya. Hal ini sampai mejadikan tagar #WeWantSUSI menjadi trending di media sosial beberapa hari pasca pengumuman nama menteri. Mengenai hal ini Presiden Jokowi sampai saat ini belum memberikan keterangan secara langsung menanggapi perihal ini. Posisi Menteri Kelautan dan Perikanan untuk Kabinet Indonesia Maju, digantikan oleh politisi Gerindra, Edhy Prabowo.
Menteri Kesehatan yang duduk di Kabinet Indonesia Maju, dr Terawan Agus Putranto juga salah satu menteri baru yang kontroversial. Ia dikenal karena salah satu metode “Cuci Otak” yang ia terapkan. Hal ini yang membuatnya cukup menuai banyak kontroversi. Ia juga ditolak dalam Ikatan Dokter Indonesia. Walau begitu Presiden Jokowi tetap yakin akan track record beliau yang tidak diragukan lagi.
Satu lagi, menteri anyar yang menuai banyak perbincangan. Fachrul Razi, Menteri Agama yang banyak diprotes oleh berbagai kalangan, salah satunya Nahdlatul Ulama, hal ini dikarenakan mereka mengaku kecewa karena kursi Menteri Agama diberikan kepada seorang purnawirawan TNI. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Robikin Emhas. Berbeda dengan Muhammadiyah, yang menerima Fachrul sebagai Menteri Agama. “Itu merupakan hak prerogatif presiden (Penunjukkan seorang menteri). Itu harus kita hormati supaya negara kita tidak gaduh”, ujar Bendahara Umum PP Muhammadiyah, Anwar Abbas. Namun hal ini masih mambuat banyak pro dan kontra di masyarakat.
Kabinet Indonesia Maju, memiliki banyak kelebihan dan tentu juga memiliki kekurangan. Kabinet ini secara umum sudah memiliki komposisi yang mencukupi dan baik. Namun memang ada beberapa yang dianggap masih perlu dilakukan perbaikan di beberapa aspek. Reshuffle juga tidak menutup kemungkinan terjadi di tengah masa kerja terhadap menteri yang memang dianggap kurang berhasil. Hal ini disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo tepat setelah perkenalan menteri baru di pelataran Istana Negara.
Selamat Bekerja, Kabinet Indonesia Maju!
Oleh: Adnan Syarief
Editor: Deany Januarta Putra