Haidunia.com – Pengertian evaluasi pendidikan, tujuan dan fungsinya dalam konteks evaluasi pembelajaran di sekolah tentunya memiliki makna yang sangat positif dan konstruktif bagi siswa, guru dan juga lembaga atau uni pendidikan yang melaksanakan program evaluasi pendidikan itu sendiri.
Pengertian evaluasi pendidikan yang kami sajikan merupakan pendapat para ahli di bidang pendidikan. Selain itu kami lengkapi dengan pembahasan mengenai tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan.
Untuk memahami pengertian evaluasi pendidikan secara benar, kita juga perlu memahami terlebih dahulu mengenai pengertian pengukuran. Karena pengukuran adalah salah satu dasar dalam melakukan proses evaluasi pembelajaran.
Daftar Isi
Pengertian Evaluasi Pendidikan
Pengertian evaluasi pendidikan dari para ahli bisa kita simak sebagai berikut:
- Suharsimi Ari Kunto
Pengertian evaluasi pendidikan menurut Suharsimi Arikunto adalah kegiatan yang meliputi dua langkah yakni mengukur dan menilai. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran yang bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan buruk yang bersifat kualitatif. Evaluasi atau “evaluation” adalah kegiatan menilai dengan mengukur terlebih dahulu.
- BS Bloom
“ Evaluation is the systematic collection of evidence to determine wether in fact certain changes are taking place in the learns as well as to determine the amound or degree of change in individual students”.
Berarti bahwa evaluasi adalah pengumpulan bukti-bukti secara sistematis untuk menentukan beberapa perubahan yang sebenarnya diperoleh dalam belajar yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah/ banyaknya atau derajat dari perubahan individual siswa.
- Ralph Tyler
Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana dan apa sebabnya.
- Cronbach & Stuffebeam
Pengertian yang telah dikemukakan oleh Ralph Tyler ditambah dengan keterangan bahwa: proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi juga digunakan untuk membuat suatu keputusan.
- Roestiyah
Evaluasi adalah proses memahami atau memberi arti, mendapatkan dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak pengambil keputusan. Dalam rangka mengembangkan sistem instruksional, evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk menilai seberapa jauh program telah berjalan seperti yang telah direncanakan.
Evaluasi adalah alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan dan apakah proses dalam pengembangan ilmu telah berada di jalan yang diharapkan. Evaluasi ialah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab-akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.
Proses Transformasi Pendidikan
Evaluasi pendidikan merupakan bagian dari transformasi atau perubahan ke arah yang lebih baik terhadap proses operasional pendidikan yang diselenggrakan oleh suatu lembaga pendidikan. Agar terjadi transformasi ke arah yang lebih baik, maka harus ada input atau masukan yang merupakan hasil evaluasi. Kemudian dilakukan proses perbaikan yang didasarkan rekomendasi atau saran perbaikan para evaluator.
Berdasarkan hal tersebut maka guru adalah seorang transformator, yaitu pihak yang akan merencanakan perubahan sekaligus pelaku yang mengubah kondisi ke arah yang lebih baik. Selain itu guru bertugas sebagai pengubah bahan mentah yaitu murid sampai berhasil memiliki kompetensi tertentu yang telah ditetapkan di dalam kurikulum.
Unsur-unsur yang berfungsi sebagai penentu transformasi pendidikan yaitu:
- Siswa sendiri
- Guru dan personal lainnya
- Bahan/Materi pelajaran
- Strategi/Metode mengajar
- Media/Sumber/Alat pembelajaran
- Sistem Evaluasi
- Sarana Penunjang
- Sistem administrasi dan manajemen
Sedangkan penyebab kurang optimalnya transformasi pendidikan yaitu :
- Input yang kurang baik kualitasnya.
- Guru dan personal yang kurang profesional
- Bahan, strategi/metode,media/sumber/alat dan sistem evaluasi yang kurang tepat.
- Kurangnya sarana penunjang
- Sistem administrasi dan manajemen yang kurang baik.
Sasaran Evaluasi Pendidikan
Sasaran evaluasi pendidikan dapat kita bedakan menjadi:
Subyek evaluasi, yaitu orang atau program yang dievaluasi. Misalnya Siswa, Guru, program sekolah, dll.
Obyek evaluasi, yaitu segala sesuatu yang menjadi titik pusat evaluasi. Misalnya: Prestasi belajar matematika
Manfaat Evaluasi Pendidikan
Manfaat evaluasi pendidikan pastinya berdampak positif dan manfaatnya dapat dirasakan oleh beberapa pihak:
- Bagi Siswa
Siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran :
(a) Kepuasan ingin diperoleh lagi pada kesempatan lain. Akibatnya motivasi tinggi atau motivasi rendah.
(b) Tidak memuaskan. Tidak puas, kemudian berusaha agar tidak terulang lagi, atau malah putus asa.
- Bagi Guru
(a) Guru dapat mengetahui siswa-siswa mana yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya, karena telah berhasil menguasai bahan pelajaran; dan siswa yang belum berhasil menguasai pelajaran.
(b) Guru mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa. Selain itu guru mengetahui apakah strategi/metode, sumber/media/alat pembelajaran yang digunakan sudah tepat atau belum.
- Bagi Sekolah
(a) Dapat diketahui apakah kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah, sudah sesuai dengan harapan semua pihak.
(b) Informasi guru tentang tepat tidaknya kurikulum sekolah merupakan bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah dimasa mendatang.
(c) Informasi hasil penilaian dari tahun ke tahun dapat digunakan sebagai pedoman sekolah untuk pemenuhan standar sekolah.
Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan
Tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan di antaranya adalah sebagai berikut:

(1) Tujuan Selektif
Untuk mengadakan seleksi terhadap siswa, antara lain :
- Memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu
- Memilih siswa yang dapat naik kelas ke tingkat berikutnya.
- Memilih siswa yang seharusnya mendapat bea-siswa, dll.
- Memilih siswa yang berhak lulus.
(2) Tujuan Diagnostik
- Guru dapat mengetahui tentang keunggulan dan kelemahan siswa, dan mengatasinya.
- Mendeteksi kesulitan belajar siswa dan sebab-sebabnya.
(3) Tujuan Penempatan
Guru dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan. Hal ini merupakan pengukuran kecapakan siswa yang diisyaratkan di awal program.
(4) Tujuan Pengukur Keberhasilan (Sumatif)
Untuk mengetahui sejauh mana program berhasil diterapkan. Misalnya guna menentukan nilai akhir dari suatu program penguasaan/ kelulusan.
(5) Tujuan Pengukur kemajuan atau bentukan (Formatif)
Guna memperoleh umpan-balik kemajuan belajar para siswa yang dirancang agar meliputi semua unit instruksional yang telah diajarkan
Karakteristik Evaluasi Pendidikan
(1) Evaluasi dilakukan secara tidak langsung. Misalnya mengukur kepandaian melalui ukuran kemampuan mengerjakan soal-soal.
(2) Evaluasi pendidikan cenderung bersifat kuantitatif. Artinya menggunakan simbol bilangan sebagai hasil pertama pengukuran. Kemudian baru diinterpretasikan ke bentuk kualitatif. Misalnya, kurang-cukup-baik-sangat baik, dll.
(3) Evaluasi pendidikan menggunakan satuan-satuan yang tetap.Misalnya satuan anak tunanetra, berbeda dengan satuan anak tunarungu wicara, ataupun tunagrahita.
(4) valuasi pendidikan bersifat relatif. Artinya tidak sama, tidak selalu tetap dari sati waktu ke waktu yang lain.
(5) Dalam evaluasi pendidikan sering terjadi kesalahan.
Kesalahan Proses Evaluasi Pendidikan
Berbagai faktor yang dapat menjadi sumber kesalahan dalam proses evaluasi pendidikan antara lain :
- Terletak pada alat ukurnya
Jadi alat ukur yang digunakan harus terbukti baik. Dapat mengukur apa yang seharusnya diukur(valid), dan dapat diandalkan/ dipercaya (reliabel)
Valid berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Tes dikatakan mempunyai validitas tinggi, apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan tujuan pengukuran. Selain itu juga harus mempunyai kecermatan tinggi dalam mendeteksi perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada atribut/ lambang/ciri khas yang diukurnya.
Sedangkan reliabilitas berarti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan. Dalam hal ini konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya; yaitu apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, kalau aspek dalam diri subyek memang belum berubah.
Relatif menunjuk adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil di antara hasil pengukuran. Bila terjadi perbedaan besar dari waktu ke waktu, maka hasil pengukuran itu tidak dapat dipercaya/tidak reliabel.
- Terletak pada orang yang melakukan evaluasi:
(1) Faktor subjektivitas evaluator/penilai.
(2) Kecenderungan penilai. Memberi nilai “murah” atau “mahal”
(3) Adanya “Hallo Effect”, yaitu kesan penilai terhadap siswa.
(4) Pengaruh hasil yang telah diperoleh sebelum-nya.
(5) Kekeliruan menjumlah angka-angka hasil penilaian
- Terletak pada siswa yang dievaluasi/ dinilai:
(1) Suasana hati seseorang akan berpengaruh terhadap hasil evaluasi/penilaian
(2) Keadaan fisik ketika siswa sedang dievaluasi/dinilai.
(3) Nasib siswa kadang-kadang mempunyai peranan terhadap hasil evaluasi/penilaian.
- Terletak pada situasi dimana evaluasi/penilaian berlangsung:
(1) Suasana lingkungan.Misalnya suasana gaduh dalam ujian.
(2) Pengawasan dalam evaluasi/penilaian. Pengawasan yang ketat, atau longgar.
Pengertian evaluasi pendidikan yang juga kami lengkapi dengan pembahasan mengenai tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan semoga bisa menambah referensi bagi anda yang sedang menyusun materi bertemakan fungsi evaluasi pendidikan. Salam!